Lama Baca 3 Menit

Ada Luhut di Balik Deal Ekspor 200 Juta Ton Batu Bara RI ke China?

29 November 2020, 18:04 WIB

Ada Luhut di Balik Deal Ekspor 200 Juta Ton Batu Bara RI ke China?-Image-1

Batu bara di Indonesia - Image from VOA

Jakarta, Bolong.id - Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) menyebutkan kesepakatan ekspor batu bara ke Tiongkok hingga 200 juta ton mulai tahun ini difasilitasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves).

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia mengatakan kesepakatan ini merupakan kerja sama government-to-government antara Indonesia dan Tiongkok, diwakili oleh APBI dengan China Coal Transportation and Distribution Association, yang sekaligus menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.

"Ini pendahuluannya telah diinisiasi oleh Kemenko Marves dengan pemerintah Tiongkok yang difasilitasi juga oleh KBRI di Beijing dan Kedutaan Besar RRT di Jakarta," kata Hendra, dikutip dari CNBC Indonesia, Minggu (29/11/20).

Dia mengungkapkan adanya kesepakatan ini akan terus meningkatkan ekspor batu bara Indonesia ke Tiongkok. Hingga saat ini Tiongkok menjadi salah satu negara tujuan ekspor utama batu bara Indonesia yakni mencapai 30% dari total ekspor.

Sedangkan bagi Tiongkok, Indonesia merupakan importir batu bara thermal terbesarnya di mana pada tahun lalu 49% batu bara thermal yang masuk ke Tiongkok berasal dari Indonesia.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir dari 2015-2019 terjadi kenaikan yang signifikan dari impor ini. Menurut hitungan APBI setidaknya ada pertumbuhan 13,3% tiap tahunnya. Angka terakhir ekspor batu bara ke Tiongkok mencapai 130 juta ton, naik dari posisi 2015 yang sebanyak 75 juta ton.

Dia mengungkapkan, kesepakatan ini akan mulai berlaku pada 2021 hingga Desember 2023 mendatang dan akan dilakukan review tiap tahunnya.

"Nah memang MoU ini juga didorong dengan adanya keprihatinan menurunnya demand dari Tiongkok karena pandemi tentu saja, dan kami khawatir Tiongkok makin memperketat kuota impornya. Oleh karena itu MoU ini kita dorong agar mudah-mudahan pemerintah Tiongkok bisa memberi prioritas batu bara dari Indonesia," jelasnya, sebagaimana dilansir dari CNBC. (*)