Lama Baca 3 Menit

Kematian Tragis Floyd Picu Aksi Unjuk Rasa di Berbagai Belahan Dunia

03 June 2020, 15:01 WIB

Kematian Tragis Floyd Picu Aksi Unjuk Rasa di Berbagai Belahan Dunia-Image-1

Demonstrasi di Berlin - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Kematian Tragis Floyd Picu Aksi Unjuk Rasa di Berbagai Belahan Dunia-Image-2

Demonstrasi di London - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Washington, Bolong.id - Kemarahan publik atas kematian George Floyd tidak kunjung sirna bahkan semakin menjadi-jadi. Berita kematian petugas keamanan tersebut tidak hanya mengundang solidaritas melalui akun media sosial secara global, namun juga menyebabkan terjadinya aksi protes besar-besaran terhadap rasisme di Amerika Serikat (AS). Dalam beberapa hari terakhir, misalnya. Kasus ini setidaknya mengakibatkan terjadinya protes di 140 kota di AS dan memicu aksi serupa di jalanan sejumlah Kota seperti Berlin, London, Paris, Vancouver, Afrika, Amerika Latin bahkan hingga ke Timur Tengah.

Di London, ribuan demonstran mengelilingi Kedutaan Besar AS dan meneriakkan nama Floyd, sebelum akhirnya menuju Menara Grenfell, lokasi terjadinya kebakaran hebat pada tahun 2017 yang menewaskan banyak warga Arab, Muslim dan Afrika. Di Paris, salah satu pemrotes berasal dari keluarga Adama Traore, seorang pria kulit hitam yang meninggal dalam tahanan pada tahun 2016 setelah ditangani polisi. Sementara, di Berlin ribuan demonstran melakukan aksi protes di luar kantor Kedutaan Besar AS.  

Di Tiongkok, tagar #BunkerBoy menjadi trending topik, setelah dilaporkan bahwa agen Secret Service membawa Trump ke bunker pada Jumat (29/5/2020) lalu, bertepatan dengan berkumpulnya ratusan pengunjuk rasa  di luar Gedung Putih. 

Ketua Komisi Uni Afrika yang berbasis di Addis Ababa, Moussa Faki Mahamat, mengatakan bahwa kematian Floyd adalah pembunuhan dan mengkritik praktik diskriminasi yang terus-menerus terjadi terhadap warga kulit hitam di AS. Adapun, Uni Eropa berharap "semua masalah" terkait dengan protes di AS dapat segera diselesaikan sesuai dengan aturan hukum dan hak asasi manusia.*