Lama Baca 4 Menit

Mampukah Yuan Digital Nantinya Bersaing dengan Dolar AS di Pasar Dunia?

05 June 2020, 12:54 WIB

Mampukah Yuan Digital Nantinya Bersaing dengan Dolar AS di Pasar Dunia?-Image-1

Mata Uang Tiongkok - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Sistem pembayaran melalui digital bukanlah sesuatu yang baru lagi bagi warga Tiongkok. Hampir setiap transaksi pembayaran yang dilakukan bisa dipastikan melalui sistem digital. Tak heran, sejak tahun 2018, tercatat lebih dari 60,5 miliar transaksi pembayaran digital dilakukan oleh konsumen Tiongkok dengan pengeluaran sebesar 277,4 triliun yuan atau Rp544 kuadriliun. Sementara, pada tahun 2020, Tiongkok telah menjadi nomor satu di dunia sebagai negara pengguna sistem pembayaran digital dengan jumlah sebanyak 790 juta orang.

Sehubungan dengan hal tersebut, Beijing sendiri saat ini diketahui telah memulai uji coba pembayaran elektronik mata uang digital (Digital Currency Electronic Payment atau DCEP) yang meliputi berbagai kasus penggunaan, mulai dari ritel hingga transportasi dan pembayaran gaji. Mata uang digital ini juga telah diujicobakan sementara pada empat kota di Tiongkok yaitu, Shenzhen, Suzhou, Xiongan dan Chengdu. Sebanyak empat bank nasional utama Tiongkok dan tiga perusahaan telekomunikasi besar terlibat dalam uji coba ini. Demikian pula perusahaan-perusahaan Amerika seperti McDonald, Starbucks, dan Subway. Adapun, uji coba kedua diharapkan berlangsung saat Olimpiade Musim Dingin 2022 mendatang di Beijing.  

Ben Cavender, peneliti dari China Market Research Group mengatakan jika pihaknya melihat potensi mata uang digital dalam kebijakan Belt and Road Initiative, yaitu proyek ambisius Tiongkok untuk menghubungkan berbagai  pembangunan dan infrastruktur dengan lebih dari 60 negara di dunia. “Ada banyak konsumen dan pemilik usaha kecil di pasar-pasar ini, yang mungkin tidak memiliki akses ke bank. Mereka mungkin tidak memiliki cara untuk mengubah mata uang, atau mereka mungkin berada dalam ekonomi di mana nilai ekonomi mereka sendiri berfluktuasi. Dan banyak dari orang-orang ini mungkin tertarik menggunakan mata uang digital seperti ini karena mereka dapat lebih mudah mengendalikan hubungan bisnis mereka dengan Tiongkok," ujar Ben. Di sisi lain, sebut Ben, mereka tidak akan kehilangan uang dalam valuta asing dan akan jauh lebih murah bagi mereka untuk melakukan transaksi.

Melihat adanya kemungkinan mata uang Tiongkok menjadi mata uang internasional, para ahli mempertanyakan apakah yuan dapat menantang hegemoni dolar AS di pasar dunia. Jasper Lee dari S ocial Trading Network eToro mengatakan, dirinya cukup yakin bila yuan digital pada akhirnya dapat hadir di pasar global dan juga dapat menantang dominasi dolar AS di dunia. Meskipun, menurut perkiraannya, yuan masih harus melalui perjalanan yang cukup panjang untuk mengejar ketertinggalannya dengan dolar AS dan euro. Menurut survei yang dilakukan oleh Bank for International Settlements pada tahun 2016, porsi yuan dari transaksi mata uang internasional hanya sebesar 4,3%, dibandingkan dengan dolar AS ( 88%) dan euro ( 32%).*