Tiongkok-Australia - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Peringatan untuk tidak berpergian ke Australia bagi wisatawan Tiongkok oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tiongkok beberapa waktu lalu, memantik reaksi banyak pihak di dalam negeri Tiongkok untuk menyuarakan pendapatnya. Terbaru, Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Hua Chunying (华春莹) mengeluarkan kebijakan perjalanan ke Australia akibat adanya diskriminasi terhadap warga Tionghoa dan sejumlah warga Asia di Australia.
Dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (9/6/2020) kemarin, Hua Chunying (华春莹) mencontohkan, beberapa politisi dan media Australia menyebut virus corona sebagai "virus Tiongkok" serta merusak bendera dan lambang nasional Tiongkok. "Tidak hanya itu, banyak warga Tionghoa perantauan di Australia yang juga mengalami penghinaan verbal maupun non-verbal. Beberapa properti keluarga mereka dihancurkan dan mereka menerima perlakuan tidak adil dalam pekerjaan sehari-hari mereka," ujarnya, seperti dilansir dari laman 3g.163.com.
Berdasarkan data statistik yang dirilis Komisi Hak Asasi Manusia Australia, menyebutkan, ratusan orang Asia mengeluhkan diskriminasi rasial pada kuartal pertama di tahun ini. Polisi New South Wales bahkan menerima 241 pengaduan diskriminasi rasial dari bulan Januari hingga April 2020. Sementara polisi Queensland menerima 22 laporan diskriminasi rasial dari bulan Maret hingga awal bulan Mei.
Sementara itu, dilansir dari laman portal Australian Broadcasting Corporation (ABC), terdapat tiga serangan rasisme terhadap keluarga Tionghoa yang terjadi dalam waktu satu minggu di bulan April 2020 lalu. Pemerintah Tiongkok kemudian menyarankan Australia untuk menghadapi masalah ini secara jujur dan mengambil langkah-langkah praktis untuk menjaga dan melindungi keselamatan dan hak-hak warga negara Tiongkok di Australia.
Tidak hanya pada sektor pariwisata saja, sektor pendidikan pun juga ikut terjebak dalam ketegangan geopolitik ini. Kementerian Pendidikan Tiongkok, Selasa (9/6/2020) kemarin juga memperingatkan para pelajar jika ketegangan diplomatik antara kedua negara saat ini mulai meningkat karena karena diskriminasi yang terjadi. Hal ini semakin bertambah seiring kerasnya reaksi Beijingterhadap permintaan Australia yang meminta adanya penyelidikan independen tentang asal usul dan penanganan virus corona di Tiongkok. Sektor lainnya juga menyeret sektor perdagangan. Menanggapi Australia yang mendesak penyelidikan virus corona, duta besar Tiongkok di Canberra mengancam untuk memboikot konsumen terhadap produk-produk Australia.
Terkait hal tersebut, Australia sendiri mengaku menyayangkan keputusan Tiongkok untuk memberhentikan perjalanan menuju ke Australia, khususnya untuk para mahasiswa Tiongkok yang sedang menimba ilmu di Negara Kangguru itu. Menteri Pendidikan Australia, Dan Tehan membalas dengan mengatakan bahwa Australia adalah negara dengan masyarakat multikultural yang menyambut pengunjung internasional. Dan menolak pernyataan Tiongkok jika Australia adalah tujuan yang tidak aman bagi para pelajar internasional.*