Lama Baca 4 Menit

Vaksin Tidak Aktif Belum Dapat Hentikan Pandemi, Tapi Cocok untuk Perlindungan Publik

07 January 2021, 15:01 WIB

Vaksin Tidak Aktif Belum Dapat Hentikan Pandemi, Tapi Cocok untuk Perlindungan Publik-Image-1

Vaksin Tidak Aktif Belum Dapat Hentikan Pandemi, Tapi Cocok untuk Perlindungan Publik - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Diskusi mengenai apakah vaksin dapat mengatasi pandemi COVID-19 telah marak dibicarakan. Para ahli menjelaskan meskipun vaksin tidak aktif yang telah mendapat persetujuan tidak dapat menyembuhkan yang terinfeksi, vaksin tersebut cocok untuk melindungi masyarakat umum.

Provinsi Hebei yang telah bebas dari virus selama berbulan-bulan, melaporkan lebih dari 120 infeksi pada hari Rabu (6/1/2021). “Namun, mengingat sifat dari vaksin tidak aktif yang telah mendapat persetujuan bersyarat, hanya sedikit yang bisa diperoleh dalam penggunaannya pada pasien yang dikonfirmasi atau pasien tanpa gejala,” terang Yang Zhanqiu, wakil direktur departemen biologi patogen di Universitas Wuhan, dilansir dari Global Times, Kamis (7/1/2021).

Vaksin tidak aktif bekerja dengan menggunakan partikel virus yang dimatikan untuk mengekspos sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan risiko respons yang serius. "Vaksin tidak aktif berfungsi seperti 'membangun Tembok Besar' untuk mencegah masuknya virus," kata Yang. "Ini hanya dapat mencegah infeksi bagi orang sehat, tetapi tidak dapat membantu pasien yang sudah terinfeksi, atau yang berada dalam masa inkubasi."

Namun, Yang juga menjelaskan bahwa bagi mereka yang berada di sekitar pasien yang belum terinfeksi, vaksinasi harus segera diberikan sebagai tindakan pencegahan, seperti kepada orang-orang di Hebei yang belum terinfeksi.

Yang Zhanqiu menunjukkan bahwa pembuatan vaksin dengan teknologi lain, seperti vaksin mRNA baru, dapat membantu orang yang terinfeksi melawan virus. Vaksin ini membawa sebagian kode genetik virus corona ke dalam tubuh manusia, memicu tubuh untuk membentuk protein virus yang cukup guna melatih sistem kekebalan tubuh untuk menyerang virus, yang berarti dapat meringankan kondisi pasien dan mengurangi kerusakan pada organ.

Para ahli menyebutkan bahwa karena hanya sedikit orang di Tiongkok yang terinfeksi, vaksin tidak aktif cocok dan efisien untuk situasi Tiongkok secara keseluruhan. Vaksin tidak aktif juga lebih mudah diakses, terjangkau dan lebih mudah diangkut daripada vaksin mRNA.

Beijing, Provinsi Shandong, dan Shanxi juga telah mulai memvaksinasi kelompok-kelompok kunci dengan vaksin domestik yang berjenis tidak aktif dan diharapkan akan divaksinasi pada pertengahan Februari.

Tiongkok juga tengah mengembangkan vaksin mRNA, namun Tiongkok belum menyetujui jenis vaksin baru ini. Secara internasional, vaksin yang dilemahkan dan mRNA dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi program vaksinasi untuk melindungi masyarakat.

"Bahkan di negara-negara yang paling parah terkena virus corona seperti AS, tingkat infeksi belum mencapai tingkat kekebalan komunitas, jadi vaksin tidak aktif adalah cara yang sangat berguna untuk meningkatkan kekebalan komunitas di antara orang-orang yang tidak terinfeksi," pungkas Yang Zhanqiu.

Sinopharm, produsen vaksin tidak aktif Tiongkok, mengatakan sanggup untuk memproduksi 1 miliar dosis vaksin pada 2021 dan telah menandatangani kontrak dengan negara-negara di dunia, seperti Brasil, Uni Emirat Arab, Turki dan Bahrain. (*)