Lama Baca 3 Menit

Bikin Salut, Taman Margasatwa di Tiongkok Larang Pertunjukan Binatang

25 April 2020, 16:10 WIB

Bikin Salut, Taman Margasatwa di Tiongkok Larang Pertunjukan Binatang-Image-1

Pertunjukan Binatang - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Sebuah taman margasatwa di kota pesisir di timur Tiongkok, Qingdao, mengumumkan bahwa mereka akan meniadakan pertunjukan binatang yang sebelumnya ditampilkan sebagai bagian dari program hiburan.

Qingdao Forest Wildlife World, yang menampung lebih dari 5.000 hewan liar dengan 263 spesies, mengatakan bahwa mereka telah membatalkan pertunjukan hewan untuk selamanya. Hewan yang diselamatkan dari alam akan menjadi bagian dari proyek baru, yang memungkinkan mereka untuk bertindak berdasarkan naluri mereka dalam lingkungan bionik. Taman ini juga akan meluncurkan proyek yang disebut "Kelas tentang Hewan", bertujuan untuk menyampaikan informasi tentang hewan liar dan menginstruksikan masyarakat untuk merawat dan melindungi mereka.

Pengumuman ini muncul bertepatan pada Hari Bumi pada tanggal 22 April 2020 silam. Langkah baru ini tidak hanya untuk menunjukkan rasa hormat kepada hewan-hewan tetapi juga satu-satunya cara agar taman margasatwa kembali ke tujuan semula. Keputusan taman margasatwa ini memenangkan hati jutaan netizen Tiongkok, yang telah menyerukan penghentian pertunjukan seperti itu selama bertahun-tahun. Sejak pecahnya COVID-19, kampanye tersebut telah dimunculkan kembali, banyak orang meminta agar orang bisa memberikan rasa hormat terhadap hewan.

Akuarium juga diminta untuk melakukan tindakan serupa. Pada 2015, Aliansi Cetacean Tiongkok, sebuah LSM yang bertujuan melindungi hewan-hewan Cetacea (ordo mamalia laut yang meliputi paus, lumba-lumba, dan pesut), mengeluarkan laporan pertama tentang kondisi hidup cetacea di penangkaran. Laporan menunjukkan bahwa pada saat itu, setidaknya terdapat 39 akuarium di 17 provinsi dan kota di Tiongkok yang memiliki 491 cetacea. 36 di antaranya memiliki pertunjukan binatang.

Kondisi fisik dan mental hewan-hewan tersebut mengalami kerusakan parah, dan umur mereka jadi lebih pendek sebanyak dua pertiga dari seharusnya. Kerusakan serupa telah terjadi pada hewan lain yang dipaksa untuk melakukan pertunjukan. Dengan meningkatnya kesadaran akan perlindungan hewan, suara-suara yang menyerukan perlindungan hewan, dan penolakan terhadap pertunjukan binatang juga meningkat: Mereka milik alam, bukan panggung.