Jenazah ABK Indonesia yang Ditemukan dalam Lemari Es - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Jakarta, Bolong.id - Kisah sedih terus datang dari anak buah kapal (ABK) Indonesia yang tengah berjuang mencari sesuap nasi di lautan. Harapan untuk mengubah nasib, berubah menjadi mimpi buruk.
Kali ini berita duka lagi-lagi datang dari kapal penangkap ikan berbendera Tiongkok. Kepolisian Indonesia mengatakan pada Kamis (9/7/2020) bahwa pihak berwenang Indonesia telah menemukan mayat seorang ABK asal Indonesia di dalam peti es di salah satu kapal penangkap ikan Tiongkok yang ditahan.
Anggota kru lainnya mengungkapkan bahwa korban telah dilecehkan secara brutal oleh kapten dan yang lainnya.
Indonesia menyita dua kapal penangkap ikan Tiongkok untuk pertama kalinya pada hari Rabu (8/7/2020) setelah sejumlah warga negara Indonesia dianiaya dan dibunuh di kapal penangkap ikan Tiongkok, melansir dari Nikkei Asia.
Sebelumnya, keluarga kru Indonesia di dua kapal penangkap ikan tersebut melaporkan kepada pemerintah Indonesia bahwa mereka telah mendengar kabar tentang terjadinya kekerasan dan penganiayaan di atas kapal.
Salah satu dari dua kapal nelayan Tiongkok yang ditangkap oleh pihak berwenang Indonesia adalah "Lu Huang Yuan Yu 117 (鲁黄远渔117号)" di mana mayat pria berusia 20 tahun yang disebut sebagai Hasan tersebut ditemukan.
Anggota kru lainnya mengatakan bahwa Hasan telah disiksa secara brutal oleh kapten dan lainnya sebelum dia meninggal pada bulan lalu. Polisi yakin mayat pria Indonesia itu telah disimpan di lemari pembeku sejak akhir bulan lalu. Kapten dan anggota kru lainnya saat ini tengah diselidiki.
Tim polisi Indonesia, angkatan laut dan anggota Penjaga Pantai melakukan penyitaan di dekat Pulau Batam Indonesia. Setidaknya 22 orang Indonesia yang bekerja di dua kapal penangkap ikan Tiongkok, mereka mencari cumi-cumi dan makanan laut lainnya di dekat Argentina.
Insiden ini tentu menarik perhatian masyarakat publik, mengingat peristiwa yang sempat menggemparkan Indonesia dalam beberapa bulan terakhir, setidaknya tiga jenazah ABK Indonesia telah dilempar ke laut dari kapal penangkap ikan Tiongkok, menyebabkan keributan setelah terekspos pada bulan Mei lalu.
Kementerian Luar Negeri Indonesia telah meminta Tiongkok untuk mengklarifikasi kasus-kasus ini. Jakarta juga meminta Dewan HAM PBB untuk memperhatikan pelanggaran di industri perikanan.
Melansir epochtimes.com, menurut pengamatan dari Destructive Fishing Watch (DFW), sebuah LSM yang berbasis di Indonesia, tujuh pelaut Indonesia tewas di kapal nelayan Tiongkok dari bulan November hingga bulan Juli ini. DFW juga mengatakan bahwa dua anggota ABK Indonesia lainnya saat ini hilang dan tidak dapat dihubungi.
Insiden ABK Indonesia yang dijual ke kapal penangkap ikan Tiongkok untuk kerja paksa terus-menerus terungkap tahun ini. Pada tanggal 5 Juni, ABK Indonesia Reynalfi dan Andri Juniansyah melompat dari kapal nelayan Tiongkok, Lu Qing Yuan Yu 901, yang berlayar di Selat Malaka.
Mereka mengatakan bahwa sudah tidak tahan dengan kondisi kerja di atas kapal, serta intimidasi dan kekerasan yang terus-menerus mereka dapatkan. Setelah terombang-ambing selama tujuh jam di laut, kedua lelaki tersebut kemudian terbawa ombak hingga ke perairan dekat Tanjung Balai Karimun di Kepulauan Riau.
Sebuah perahu nelayan yang lewat akhirnya menyelamatkan mereka pada 6 Juni. Selain Reynalfi dan Andri, terdapat 10 ABK Indonesia lainnya di kapal tersebut, namun mereka tidak berani untuk kabur. (*)
Advertisement