Lama Baca 3 Menit

Wabah Pes Muncul Lagi di Mongolia Dalam, Status Darurat Level III

08 August 2020, 10:47 WIB

Wabah Pes Muncul Lagi di Mongolia Dalam, Status Darurat Level III-Image-1

Wabah Pes Muncul Lagi di Mongolia Dalam - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Hohhot, Bolong.id - Satu orang di Baotou, Daerah Otonomi Mongolia Dalam, Tiongkok utara, meninggal karena wabah pes. Ini disampaikan otoritas kesehatan setempat. Penyebab kematian: Kegagalan sistem sirkulasi organ.

Korban dinyatakan positif setelah menjalani tes nukleat untuk wabah pes, dan hasil swab hidung yang diambil dari korban sesuai dengan urutan gen dari penyakit mematikan tersebut. Pes atau sampar merupakan penyakit akibat adanya infeksi bakteri Yersinia pestis. Bakteri ini disebarkan melalui kutu yang biasanya hinggap di hewan-hewan pengerat, seperti tikus, kelinci, dan tupai.

Dilansir dari Global Times, pihak berwenang di desa Suji Xincun, tempat kematian terjadi, telah mengisolasi total 35 kontak dekat yang dilakukan dengan pasien untuk observasi medis. Sejauh ini, mereka tidak menunjukkan gejala pes, seperti demam, dan hasil tes asam nukleat mereka menunjukkan hasil negatif untuk wabah pes. 

Selain itu, pihak berwenang juga telah mengkarantina desa, dan melakukan penyelidikan epidemiologi serta observasi kesehatan untuk penduduk desa yang dikarantina.

Saat ini, petugas setempat telah memulai peringatan dini situasi wabah Level III. Periode peringatan dini akan dimulai dari 6 Agustus 2020, dan periode ini akan berlangsung hingga akhir tahun 2020, dilansir dari laman sina.com.cn.

Sementara itu, pemerintah Kota Baotou mengatakan bahwa terdapat risiko penyebaran wabah pes, dan meminta semua departemen dan institut untuk berhati-hati terkait upaya pencegahan.

Pada awal Juli, Kota Bayan Nur di Mongolia Dalam mendesak penduduk setempat untuk secara ketat mengikuti tindakan pencegahan dan pengendalian terkait penanganan hewan liar setelah satu kasus wabah pes dilaporkan di rumah sakit setempat. Wabah ini memang paling sering terjadi di daerah-daerah pedalaman yang padat penduduk. (*)