Lama Baca 2 Menit

Tiongkok, Jepang, Korsel Tangani Dampak Pandemi Bersama

18 September 2020, 12:45 WIB

Tiongkok, Jepang, Korsel Tangani Dampak Pandemi Bersama-Image-1

Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan Sepakat Tangani Pandemi - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Tokyo, Bolong.id - Menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan pada Jumat (18/9/2020) sepakat melipatgandakan upaya pemulisan ekonomi  kawasan itu dari dampak pandemi COVID-19, dan mempertahankan perdagangan multilateral dan sistem investasi.

“Tiongkok, Jepang, dan Korea berkomitmen untuk meningkatkan kerja sama dan komunikasi kita satu sama lain serta negara-negara ASEAN untuk bekerja menuju pemulihan ekonomi yang cepat di kawasan kita,” ungkap perwakilan pihak mereka dalam sebuah pernyataan bersama setelah telekonferensi, sembari merujuk pada kesepuluh anggota ASEAN, dilansir dari Reuters, Jumat (18/9/2020).

"Sembari tetap waspada terhadap ketidakpastian di masa depan... (kami) menegaskan pentingnya mempertahankan perdagangan multilateral dan sistem investasi yang terbuka dan berbasis aturan," tambahnya.

Pertemuan tahunan dilakukan setelah pandemi COVID-19 memicu penurunan dalam ekonomi regional yang signifikan, mengganggu perdagangan global dan rantai pasokan industri, serta meningkatkan volatilitas pasar di Asia dan sekitarnya.

Sementara itu, menyoroti kekhawatiran tentang risiko pukulan terhadap likuiditas pasar, Jepang dan Malaysia menandatangani pengaturan pertukaran mata uang bilateral yang memungkinkan pihak berwenang untuk menukar hingga USD3 miliar (sekitar Rp44,1 triliun) mata uang mereka.

Para pemimpin keuangan juga berjanji untuk membantu meningkatkan Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM), jaringan pengaturan pertukaran mata uang multilateral yang dianggap penting untuk safety-net keuangan di kawasan tersebut. “Kami berharap CMIM… diperkuat lebih lanjut untuk membantu ekonomi regional menghadapi berbagai situasi krisis, termasuk pandemi,” kata mereka.