Lama Baca 5 Menit

7 Fakta Jack Ma yang Jarang Orang Tau

25 October 2020, 15:15 WIB

7 Fakta Jack Ma yang Jarang Orang Tau-Image-1

Jack Ma Semasa Kecil - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Jack Ma, laki-laki kelahiran 10 September 1964 ini adalah salah satu orang terkaya di Asia berkat kerajaan bisnisnya yang mendunia, Alibaba Group. Namun, ternyata perjalanan hidup Jack Ma sedari kecil tidaklah mulus, dan mungkin dapat menjadi inspirasi bagi para pengusaha di luar sana. Inilah 7 fakta tentang Jack Ma yang orang jarang ketahui!

Lahir dari keluarga miskin

Jack Ma lahir dari keluarga miskin di Hangzhou, Zhejiang, Tiongkok. Dalam buku berjudul ”Alibaba: Kerajaan Yang Dibangun Oleh Jack Ma”, Duncan Clark menuliskan bahwa pekerjaan orang tua Jack Ma sebagai musisi dan pendongeng yang tertulis dalam Wikipedia tidaklah tepat. Ayahnya, Ma Laifa adalah seorang fotografer, dan Ibunya, Cui Wencai adalah seorang pekerja pabrik dengan pendapatan yang rendah.

7 Fakta Jack Ma yang Jarang Orang Tau-Image-2

Jack Ma Semasa Kecil - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Belajar bahasa Inggris sendiri

Sejak remaja, Jack Ma memiliki minat dalam bahasa Inggris. Pada usia 12 tahun, Ma rajin bangun pukul 5 pagi dan pergi ke hotel di kotanya demi bertemu orang asing untuk praktek berbicara bahasa Inggris. Jack Ma terus melakukannya selama sembilan tahun dan kemudian menjadi pemandu wisata bagi para turis di Tiongkok. Dari situ, ia mendapatkan nama panggilan Jack dari para turis, karena mereka sulit memanggil nama aslinya, Ma Yun.

Bukan anak yang pintar

Secara akademis, Jack Ma bukan anak yang pintar. Sejak SD-SMA, ia berkali-kali gagal dalam tes masuk sekolah. Jack Ma juga pernah gagal tes masuk universitas ternama. Hingga akhirnya ia memilih kuliah setara D-3 dengan jurusan Sastra Inggris di Hangzhou Normal University setelah dua kali gagal. Jack Ma bahkan diketahui mendaftar di Harvard sebanyak 10 kali, namun selalu gagal.

Sulit mencari kerja

Setelah lulus kuliah, Jack Ma sempat bekerja sebagai guru bahasa Inggris di Hangzhou Dianzi University. Kemudian ia melamar 30 pekerjaan lain mulai dari sebagai karyawan KFC, karyawan hotel, hingga polisi. Namun, semua menolaknya. Bahkan saat melamar di KFC, dari 24 karyawan yang mendaftar, dia satu-satunya yang ditolak.

Bisnis onlie pertama

Kemampuan Jack Ma berbahasa Inggris membawanya ke Amerika Serikat pada 1995. Saat itu, Ia diperkenalkan dengan internet yang baru muncul. Awalnya, Jack Ma tidak tahu apapun soal teknologi internet. Namun, ia akhirnya mencoba menjelajahi dunia lewat internet. Saat itu, ia pun mencari “beer” dan ternyata tidak ada produk bir asal Tiongkok.

Setelah mengenal internet, Jack Ma berinisiatif membuat website untuk mempromosikan jasa penerjemahannya. Tak lama setelah dirilis, ia menerima banyak email dari berbagai negara. Melihat adanya peluang bisnis secara daring, ia kemudian membuat situs yang berisi direktori bisnis seantero Tiongkok. Namun, karena berbagai keterbatasan teknologi, ia pun menutup "China Pages" yang baru dirintisnya pada 1995.

Mimpi membangun perusahaan e-commerce

Dari pengalamannya di dunia internet, Jack Ma pun bermimpi untuk membangun perusahaan e-commerce yang mempertemukan pedagang dan pembeli dari seluruh dunia. Pada tahun 1999, Jack Ma mengumpulkan 18 orang temannya untuk menceritakan mimpinya tersebut. Saat itu Ma sudah yakin bahwa bisnis ini akan berkembang dan dapat membantu bisnis skala kecil. Mereka kemudian mengumpulkan modal sebesar USD60 ribu atau sekitar Rp879 juta untuk memulai bisnis website Alibaba.

Alibaba meraih kesuksesan

Banyak perusahaan mapan menertawakan dan menolak jasa Alibaba. Jack Ma kemudian beralih menawarkan jasanya ke bisnis skala kecil-menengah yang tertarik untuk bekerja sama karena gratis. Pelan-pelan, perjuangan Jack Ma akhirnya mulai membuahkan hasil. Pada oktober 1999, Alibaba sukses dan menyita perhatian banyak investor. Alibaba pun kemudian mendapatkan investasi USD5 juta (sekitar Rp73,25 miliar) dari Goldman Sachs dan USD20 juta (sekitar Rp293 miliar) dari Softbank.

Dari tahun ke tahun, Alibaba terus berkembang pesat. Sebagai bisnis e-commerce terbesar di Tiongkok, Alibaba terus melebarkan bisnisnya. Saat ini, Alibaba telah berinvestasi ke beberapa perusahaan e-commerce di berbagai negara, termasuk Indonesia. (*)