Jakarta, Bolong.id - Dalam rangka persiapan menghadapi kematian, kini banyak masyarakat Tionghoa yang telah “membeli” area makamnya sendiri. Lubang makam yang telah disiapkan juga dapat digunakan oleh keluarga, baik itu untuk orang tua, saudara, istri, maupun untuk orang-orang terkasih lainnya. Lalu, apakah ini adalah hal yang tabu?
Dilansir dari tionghoa.info, Rabu (14/10/2020), sebenarnya membeli makam untuk diri sendiri bukanlah sebuah hal yang tabu untuk dilakukan. Pemakaman etnis Tionghoa membutuhkan biaya yang cukup besar, mulai dari mengurus jenazah di rumah duka hingga menyiapkan makam sebagai peristirahatan terakhir. Belum lagi, harga tanah makam setiap tahunnya semakin tinggi. Properti tempat pemakaman elit San Diego Hills misalnya, rata-rata mengalami kenaikan sebesar 20% setiap tahunnya.
Meskipun nantinya biaya tersebut bisa dikumpulkan dari kotak sumbangan saat mengisi buku tamu, tapi ini dirasa kurang elok karena dalam budaya Tionghoa karena merupakan tugas anak laki-laki untuk menanggung biaya peti dan pemakaman.
Sehingga, menyiapkan tempat peristirahatan untuk diri sendiri, bukan berarti menyumpahi diri agar cepat meninggal. Banyak etnis Tionghoa yang menganggap bahwa dengan mempersiapkannya lebih awal, maka Anda telah berpikir maju kedepan, setidaknya akan memberikan rasa tenang karena merasa tidak membebani keluarga yang ditinggalkan secara finansial untuk mengurus pemakaman, dan mengurangi beban tugas orang-orang yang akan mengurus Anda ketika meninggal nanti. (*)
Advertisement