Lama Baca 3 Menit

China Tolak Klaim Sarjana Jerman Karena Jadi Antek AS

17 October 2020, 17:02 WIB

China Tolak Klaim Sarjana Jerman Karena Jadi Antek AS-Image-1

Adrian Zenz (Kanan) - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - “Apa yang disebut klaim atas Tiongkok "menindas Muslim di Xinjiang" adalah lelucon yang dibuat oleh pasukan anti-Tiongkok yang menggunakan topik palsu dan sensasional untuk menyerang dan memfitnah Tiongkok,” pungkas juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada konferensi pers hari Jumat (16/10/2020).

Ketika ditanya soal klaim baru oleh cendekiawan Jerman Adrian Zenz, Zhao Lijian (赵立坚), juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok tersebut mengatakan bahwa Zenz adalah seorang anti-Tiongkok yang disewa oleh Amerika Serikat (AS) dan pihak internasional harus dapat melihat kebenaran dari kebohongan dan tidak akan tertipu oleh "para pembohong ini", dilansir dari Global Times, Sabtu (17/10/2020).

Zenz dituding telah mengarang banyak laporan tentang Daerah Otonomi Xinjiang Uighur Tiongkok dan Daerah Otonomi Tibet. Ia mengatakan di Twitter bahwa dari tahun 2015 hingga 2020, sebanyak 2.000 anak di Xinjiang telah diambil dari orang tua mereka, serta menegaskan bahwa pemerintah daerah memisahkan anak-anak Uighur dari orang tua mereka.

“Adrian Zenz adalah orang anti-Tiongkok terkenal yang disewa oleh AS, kami berharap dan percaya komunitas internasional dapat membedakan yang benar dari yang salah dan tidak tertipu oleh mereka,” pungkas Zhao.

Zhao juga mencatat bahwa organisasi tempat Zenz bekerja, Victims of Communism Memorial Foundation, adalah organisasi sayap kanan yang sejak didirikan pada tahun 1983, telah membuat pernyataan anti-Tiongkok untuk mencoreng kebijakan Tiongkok di wilayah Xinjiang dengan mengabaikan fakta sepenuhnya. Zhao menegaskan, laporan yang dirilisnya tidak lebih dari lelucon anti-Tiongkok yang telah berulang kali diluncurkan.

Menanggapi pertanyaan terpisah tentang majalah Economist yang menuduh Tiongkok melakukan "kejahatan terhadap kemanusiaan" dalam kebijakan Xinjiang, Zhao mengatakan bahwa ini adalah topik sensasional yang dibuat oleh pasukan anti-Tiongkok dalam upaya untuk menyerang dan menahan Tiongkok. "Mereka adalah lelucon yang mencoreng Tiongkok," terang Zhao.

“Urusan Xinjiang adalah urusan dalam negeri Tiongkok, dan setiap upaya dalam menggunakan urusan Xinjiang untuk ikut campur urusan dalam negeri Tiongkok pasti gagal,” tegas Zhao, seraya menambahkan bahwa urusan Xinjiang bukanlah masalah hak asasi manusia, kelompok etnis atau agama, ini adalah masalah anti-terorisme dan anti-separatisme.

Zhao mencatat bahwa Tiongkok telah mengambil banyak tindakan untuk menghentikan teroris dan menjamin keamanan semua kelompok etnis di Xinjiang, menambahkan bahwa 48 negara telah membuat pernyataan bersama yang mendukung kebijakan Tiongkok di Xinjiang, serta menentang standar ganda dan politisasi masalah hak asasi manusia. (*)