Lama Baca 4 Menit

Senator AS Alami Backlash Gara-Gara Salahkan China atas Terinfeksinya Trump

05 October 2020, 06:02 WIB

Senator AS Alami Backlash Gara-Gara Salahkan China atas Terinfeksinya Trump-Image-1

Kelly Loeffler - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami


Washington, Bolong.id - Beberapa politisi Amerika Serikat (AS), seperti Senator Georgia Kelly Loeffler, telah mencoba untuk mengalihkan kesalahan lagi ke Tiongkok setelah Presiden AS Donald Trump dinyatakan positif COVID-19. Namun, klaim tersebut menghadapi reaksi keras di media sosial karena warganet mempertanyakan apakah Partai Republik akan terus mengikuti pedoman "Salahkan Tiongkok" tanpa menganggap serius situasi saat ini.

Loeffler menjadi salah satu tokoh politik pertama di AS yang secara langsung menyalahkan Tiongkok atas terinfeksinya Trump dan istrinya. Dia mendesak AS untuk meminta pertanggungjawaban Tiongkok melalui sebuat cuitan pada hari Jumat (2/10/2020), "Ingat: Tiongkok memberikan virus ini kepada Presiden kami @realdonaldTrump dan Ibu Negara @FLOTUS,” dilansir dari Global Times, Minggu (4/10/2020).

Memainkan "kartu Tiongkok" telah menjadi strategi utama bagi Partai Republik selama kampanye kepresidenan 202. Namun, pandangan Loeffler tentang situasi presiden saat ini memicu berbagai kritik di media sosial, terutama dari mereka yang berada di AS dengan banyak yang berkomentar bahwa cuitan Loeffler itu "bodoh" dan bahwa serial protokol anti-COVID-19 tidak diikuti oleh para politisi.

Editor CNN Chris Cillizza menulis dalam sebuah komentar pada hari Jumat (2/10/2020) bahwa "Loeffler sedang mencoba untuk mengubah tes positif Presiden (untuk COVID-19) menjadi masalah di mana dia dapat menunjukkan sikap kerasnya terhadap Tiongkok kepada calon pemilih." Dia menambahkan bahwa mempolitisasi situasi "tentu saja sangat tidak bertanggung jawab," dan "secara hiperbolik melontarkan gagasan bahwa Tiongkok secara pribadi membuat Trump dan ibu negara sakit tanpa bukti sama sekali bukanlah hal yang harus kita lakukan, apalagi (dari) seorang senator AS."

Seorang warganet AS yang berbasis di Utah pun berkomentar, membalas cuitan Loeffler bahwa "Tiongkok tidak mengirim seseorang ke AS yang terinfeksi dengan menyelinap masuk dan batuk pada Trump. Dan faktanya beberapa kasus paling awal berasal dari strain Eropa, bukan strain di Tiongkok. Anda benar-benar harus berhenti membicarakan hal-hal yang tidak Anda ketahui.”

"Tidak. Salah. Mereka bertanggung jawab untuk tertular virus itu sendiri. Mereka bisa saja mengikuti nasihat medis tetapi memilih untuk tidak melakukannya. Sangat menyedihkan bagi begitu banyak orang di seluruh AS yang tidak harus menderita karena ini," tulis warganet lain yang berbasis di Kanada dalam sebuah cuitam.

Trump berulang kali menolak untuk memakai masker dan mengadakan demonstrasi besar-besaran dengan ratusan dan ribuan pendukung yang hadir, yang seringkali melanggar peraturan daerah. Memang, pemerintahan Trump juga mengizinkan Gedung Putih untuk melanjutkan operasi harian tanpa tindakan jaga jarak sosial, kata Washington Post pada hari Jumat (2/10/2020), mengekspos presiden kepada lusinan orang yang menolak melindungi diri dari virus.

“Sementara politisi Partai Republik mungkin melanjutkan serangan mereka ke Tiongkok, setidaknya untuk masa mendatang, hasil tes positif presiden untuk virus Corona sekarang akan meningkatkan prasangka dan tuduhan mereka terhadap Tiongkok karena fokusnya sekarang adalah pada pemilihan yang akan datang,” terang Sun Chenghao, seorang asisten profesor riset di Institut Studi Amerika, Institut Hubungan Internasional Kontemporer Tiongkok. "Cara mereka mempolitisasi infeksi ini telah membuat situasinya jauh lebih kompleks," tutup Sun. (*)