Lama Baca 4 Menit

Alibaba Targetkan Gaet 5 Ribu UKM Indonesia pada 2025

17 December 2020, 14:00 WIB

Alibaba Targetkan Gaet 5 Ribu UKM Indonesia pada 2025-Image-1

Alibaba Targetkan Gaet 5 Ribu UKM Indonesia pada 2025 - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Raksasa e-commerce Tiongkok, Alibaba.com, menargetkan 5.000 pedagang Indonesia untuk mendaftar ke platformnya pada tahun 2025, meningkat lima kali lipat dari daftar pedagang Indonesia saat ini. Pedagang baru juga akan dapat menjual barang mereka ke lebih dari 14 juta pelanggan aktif pasar di lebih dari 190 negara. 

Untuk pasar Indonesia, perusahaan berencana membantu bisnis daring dan global, serta meningkatkan kemampuan perdagangan, kata Victoria Chen, direktur program keanggotaan premium Pemasok Emas Global Alibaba.  “Sudut pandang Alibaba secara keseluruhan adalah dalam menarik lebih banyak pembeli.  Kami merekrut penjual baru dengan bantuan mitra lokal, seperti pemerintah dan asosiasi,” terang Chen pada hari Rabu (16/12/2020) saat webinar yang diselenggarakan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) milik negara, dilansir dari thejakartapost.com, Kamis (17/12/2020). 

Pandemi COVID-19 telah mendorong pergeseran ke platform digital di kalangan konsumen di seluruh dunia, termasuk konsumen Indonesia. Sebuah studi Mei 2020 oleh perusahaan periklanan internet, Criteo, menemukan bahwa 49 persen pengguna Indonesia telah mengunduh setidaknya satu aplikasi belanja. Sementara itu, perusahaan konsultan manajemen, Redseer, mengungkapkan bahwa jumlah pembeli daring Indonesia melonjak menjadi 85 juta selama wabah dari angka pra-pandemi sebesar 75 juta. 

Chen menambahkan bahwa perusahaan telah meluncurkan Pusat Pembelajaran Alibaba, yang menawarkan lokakarya daring dan kursus pelatihan bagi penjual. Hal ini bertujuan untuk mempelajari tentang cara mengelola toko mereka, mengekspor produk mereka, menggunakan kata kunci dan aspek e-commerce lainnya untuk membantu usaha kecil dan menengah (UKM). 

Perusahaan juga menawarkan layanan orientasi 90 hari gratis yang memberikan panduan langkah demi langkah bagi UKM untuk mengatur etalase online mereka dengan mudah. Penjual juga dapat menggunakan alat analisis dan pemasaran Alibaba untuk meningkatkan penjualan daring mereka. 

“Menjelajah daring itu menantang dan kompleks. Jadi kami bekerja dengan mitra lokal dan membuat program inkubasi untuk mengembangkan hubungan yang lebih dalam dengan penjual untuk lebih memahami poin mereka,” pungkas Chen.

Pemerintah mendorong UKM Indonesia untuk mengekspor barangnya, terutama produk makanan dan minuman, untuk meningkatkan pendapatan dan berkontribusi pada pemulihan ekonomi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan 3,29 persen dari tahun-ke-tahun  pada ekspor Indonesia menjadi USD14,39 miliar pada bulan Oktober.

Kepala kebijakan publik Waizly Darwin dari perusahaan e-commerce Singapura Lazada juga mengakui bahwa UKM mungkin kurang memiliki pengetahuan dan akses ke pasar global.  “Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor produk lokalnya, oleh karena itu momentum ini perlu kita manfaatkan untuk berkolaborasi dengan pemerintah demi membuat semacam hub ekspor nasional atau platform yang mengkurasi produk siap ekspor,” ujarnya. 

Waizly mengatakan bahwa pusat ekspor akan membantu UKM fokus pada kualitas produk sebagai platform e-commerce dan pemerintah membantu sisi ekspor, seperti menemukan pasar yang sesuai, logistik dan distribusi serta izin ekspor.  Ia juga menekankan bahwa UKM Indonesia perlu memiliki “pola pikir go global”, artinya mereka harus memikirkan selera pasar global daripada berfokus pada permintaan lokal. “Memiliki modal saja tidak akan membantu UKM mendunia. Apakah UKM akan mendunia, mereka harus memiliki pola pikir yang benar,” tambahnya. (*)