Lama Baca 3 Menit

Sejarah Hari Ini, Lahirnya Mao Zedong, Presiden Pertama China

26 December 2020, 08:47 WIB

Sejarah Hari Ini, Lahirnya Mao Zedong, Presiden Pertama China-Image-1

Sejarah Hari Ini, Lahirnya Mao Zedong, Presiden Pertama China - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Mao Zedong atau juga diromanisasikan dalam ejaan Wade-Giles menjadi Mao Tse-tung, lahir pada 26 Desember 1893 di Shaoshan, Provinsi Hunan. Ia merupakan ahli teori Marxis Tiongkok utama, tentara, dan negarawan yang memimpin revolusi komunis di Tiongkok. 

Mao adalah pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT) dari tahun 1935 hingga kematiannya pada 9 September 1976 di Beijing. Dia juga merupakan ketua (kepala negara) Republik Rakyat Tiongkok dari tahun 1949 sampai 1959.

Selama Perang Saudara Tiongkok antara Kuomintang (KMT) atau Partai Nasionalis dengan PKT, Mao membantu mendirikan Tentara Merah Buruh dan Petani Tiongkok, memimpin kebijakan tanah radikal Soviet Jiangxi, dan akhirnya menjadi kepala PKT selama Long March (1934-1935). 

Meskipun PKT untuk sementara waktu bersekutu dengan KMT di bawah Front Persatuan saat Perang Tiongkok-Jepang Kedua (1937–1945), perang saudara Tiongkok berlanjut setelah Jepang menyerah dan pada 1949 pasukan Mao mengalahkan pemerintah Nasionalis yang kemudian menarik diri ke Taiwan.

Pada tanggal 1 Oktober 1949, Mao memproklamasikan berdirinya RRT, sebuah negara partai tunggal yang dikendalikan oleh PKT. Pada tahun-tahun berikutnya, dia memperkuat kendalinya melalui kampanye melawan tuan tanah, penindasan terhadap "kontra-revolusioner", partisipasi dalam Perang Korea, dan lain-lain.

Para pendukung memuji Mao karena telah mengusir imperialisme dari Tiongkok, memodernisasi bangsa Tiongkok dan membangunnya menjadi kekuatan dunia, mempromosikan status wanita, meningkatkan pendidikan dan perawatan kesehatan, serta meningkatkan harapan hidup rata-rata orang Tiongkok. Namun, rezimnya juga disebut otokratis dan totaliter, serta dikritik karena menghancurkan artefak dan situs budaya. (*)