Lama Baca 3 Menit

COVID-19 Tidak Akan Hilang Saat Musim Panas, Kok Indonesia Bilang Bisa?

28 April 2020, 16:38 WIB

COVID-19 Tidak Akan Hilang Saat Musim Panas, Kok Indonesia Bilang Bisa?-Image-1

Petugas medis memakai APD - Image from Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Banyak orang berspekulasi bahwa COVID-19 mungkin akan hilang saat cuaca panas, sama dengan apa yang terjadi dengan wabah SARS pada tahun 2003, tetapi para ahli membantah klaim ini. Seorang ahli Tiongkok mengatakan pada Senin, 27 April 2020 bahwa COVID-19 tidak akan hilang di musim panas, mencatat bahwa suhunya tidak cukup panas untuk menyebabkan pengurangan yang signifikan pada kasus COVID-19. 

Wang Guiqiang ( 王贵强 ), kepala Departemen Penyakit Menular Rumah Sakit Pertama Universitas Peking (北京大学第一医院感染疾病科), mengatakan "COVID-19 sangat berbeda dari SARS dan MERS, COVID-19 memiliki masa inkubasi yang lebih lama dan rasio pasien asimptomatik yang lebih tinggi.” Ia juga menambahkan, “Dipercaya bahwa virus COVID-19 ini sensitif terhadap suhu, dan dapat dibunuh pada suhu di atas 56 C, tetapi suhu cuaca di musim panas Tiongkok tidak dapat setinggi ini." 

Para ahli juga menambahkan agar kita tidak menyamakan COVID-19 dengan SARS dan MERS hanya karena semuanya merupakan coronavirus. Orang yang terinfeksi SARS memiliki gejala demam yang sangat jelas sehingga dapat diidentifikasi dan dikendalikan secara efisien. Namun, untuk COVID-19, mungkin ada orang yang menunjukkan gejala, memiliki gejala ringan, bahkan tidak menunjukkan gejala.  

Wang Guiqiang juga mengatakan, para ahli sejauh ini belum menemukan “Pasien Zero” sebagai perantara pertama COVID-19, sehingga tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa COVID-19 adalah sesuatu yang dunia akan miliki untuk waktu yang lama. Masih juga terdapat kemungkinan wabah akan memburuk lagi di musim gugur atau musim dingin di tempat-tempat orang berkumpul tanpa sirkulasi udara yang tepat. Ia juga menambahkan "Selama masih ada satu negara memiliki kasus positif, negara lain tidak akan dapat menurunkan kewaspadaan mereka atau mungkin akan ada kasus baru di seluruh dunia nantinya.