Lama Baca 4 Menit

Peneliti Tiongkok Mendesak Semua Negara Agar Mengontrol Suhu, Sebagai Strategi Menghadapi Perubahan Iklim

16 April 2020, 17:45 WIB

Peneliti Tiongkok Mendesak Semua Negara Agar Mengontrol Suhu, Sebagai Strategi Menghadapi Perubahan Iklim-Image-1

Matahari yang memancarkan sinar - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Profesor Wei Yiming (魏一鸣), Yu Biying (余碧莹) dan Liang Qiaomei (梁巧梅) dari Universitas Sains dan Teknologi Beijing (北京理工大学) telah mengembangkan strategi kerja sama global, yang menunjukkan bahwa tujuan mengendalikan kenaikan suhu dapat dicapai sambil meningkatkan laba bersih suatu negara (kerugian yang disebabkan karena perubahan iklim berujung pada biaya pengurangan emisi). Tim ini menemukan bahwa pada tahun 2100, negara beserta wilayah di seluruh dunia akan mengumpulkan banyak laba bersih positif, jika mereka berhasil membatasi kenaikan suhu menjadi hanya 2 atau 1,5 derajat saja. 

Profesor Yu Biying mengatakan bahwa, untuk mengatasi perubahan iklim, dibutuhkan sebuah tindakan kolektif dan kerja sama dari semua negara di dunia. Konferensi perubahan iklim PBB pada tanggal Desember 2015 menetapkan tujuan untuk mengendalikan kenaikan suhu global agar tidak lebih dari 2 derajat pada akhir abad ini. Meskipun lebih dari 170 negara telah menyerahkan tujuan pengurangan emisi independen nasional (NDCs) mereka sendiri, penelitian menunjukkan bahwa NDCs yang sudah terkumpul serta tidak dapat memenuhi persyaratan target untuk mengendalikan kenaikan suhu 2 derajat. Dalam konteks ini, ia dan Wei Yiming, Liang qiaomei dan peneliti lain melakukan penelitian strategi kerja sama global tentang perubahan iklim, berharap untuk meningkatkan antusiasme negara-negara untuk mengatasi perubahan iklim dan mempromosikan Tata Kelola Iklim Global, dengan mengidentifikasi potensi manfaat dan biaya, sesuai dengan rencana nasional dalam mengendalikan kenaikan suhu. 

Strategi kerjasama global mengacu pada kerja sama semua negara atau wilayah di dunia untuk memaksimalkan kesejahteraan sosial. Dalam proses membentuk strategi kerja sama global, tim peneliti secara komprehensif mempertimbangkan tanggung jawab, kemampuan dan kesetaraan dari masing-masing negara atau wilayah, dan mengajukan jalur pengurangan emisi gas rumah kaca dan strategi peningkatan nilai NDCs yang ada di lebih dari 130 negara dan wilayah di dunia. Dengan begitu, barulah dapat membatasi kenaikan suhu hingga 2 derajat atau 1,5 derajat. 

Dalam proses pengurangan emisi gas rumah kaca, semua negara di dunia perlu mengembangkan lebih lanjut teknologi rendah karbon atau mencapai pengurangan emisi yang lebih besar melalui pengendalian mekanisme pasar. Diharapkan, Tiongkok dapat mencapai konsensus global untuk melakukan kerja sama secara menyeluruh, secara aktif mempromosikan riset teknologi rendah karbon, dan menyerukan negara-negara maju untuk secara aktif membagi teknologi rendah karbon atau bantuan keuangan ke daerah-daerah yang terbelakang. Yu Biying mengatakan bahwa, Tiongkok selalu terlibat aktif dan mempromosikan tata kelola iklim global. Dia menyarankan agar Tiongkok terus memainkan peran penting dengan meningkatkan industri rendah karbon, memanfaatkan peluang pengembangan industri rendah karbon untuk mencapai transformasi industri dan peningkatan teknologi, mempromosikan penerapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon dan teknologi emisi rendah, dan mempromosikan pengembangan energi terbarukan.