Lama Baca 3 Menit

Tiongkok Berani Hadapi Peluang untuk Selamatkan Kesepakatan Perdagangan AS

16 August 2020, 07:15 WIB

Tiongkok Berani Hadapi Peluang untuk Selamatkan Kesepakatan Perdagangan AS-Image-1

Trump dan Xi Jinping (习近平) - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Tiongkok, Bolong.id – Dilansir China Daily, meskipun dengan adanya pandemi COVID-19 dan gangguan lainnya, Tiongkok tetap fokus pada upayanya untuk menerapkan kesepakatan ekonomi dan perdagangan fase satu yang ditandatangani dengan AS pada Januari 2020 ini.

Ren Hongbin (任鸿斌), asisten menteri perdagangan Tiongkok (中华人民共和国商务部部 ) mengatakan, AS harus menghentikan langkah-langkah pembatasan dan praktik diskriminatif terhadap perusahaan Tiongkok dan menciptakan kondisi yang tepat untuk implementasi perjanjian ekonomi dan perdagangan Tiongkok-AS tahap satu.

Ia juga mengatakan bahwa kedua belah pihak perlu bekerja sama untuk memperkuat kerja sama dan mengatasi kesulitan.

Chen Wenling (陈文玲), kepala ekonom di Pusat Pertukaran Ekonomi Internasional Tiongkok (中国国际经济交流中心) yang berbasis di Beijing, mengatakan bahwa pada tahap berikutnya dari pembicaraan ekonomi dan perdagangan, pejabat senior pemerintah dari kedua pihak kemungkinan besar akan membahas bagaimana kesepakatan perdagangan fase satu telah dilakukan, dan bagaimana mereka menyelesaikan hambatan perdagangan di tahap berikutnya.

Menurut Chen Wenling (陈文玲), banyak perusahaan           Tiongkok menderita akibat pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh pemerintah AS awal tahun ini.

Perdagangan barang Tiongkok dengan AS 2020 ini turun 3,3% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, menjadi USD292 miliar atau Rp4 ribu triliun dalam tujuh bulan pertama tahun 2020 ini. Ekspor Tiongkok ke AS pun turun 4,1% dan impor turun 0,3% di tengah pandemi COVID- 19 dan ketidakpastian ekonomi lainnya.

Meskipun pemerintah AS telah menekan perusahaan dari negara maju tertentu untuk menghentikan operasinya di Tiongkok, dan mencoba membangun industri global dan rantai pasokan tanpa Tiongkok, 18.800 perusahaan yang didanai asing baru didirikan di seluruh Tiongkok antara Januari dan Juli.

Termasuk 415 perusahaan Jepang, 860 perusahaan AS dan 849 perusahaan Korea Selatan, bukti ini membenarkan kepercayaan investor global di pasar Tiongkok. Dengan masuknya perusahaan AS, investasi asing langsung dari AS terus mengalir ke Tiongkok, naik 6% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya pada paruh pertama 2020.

Menurut Thomas Brenner, wakil presiden eksekutif Siemens Tiongkok, didukung oleh spektrum yang luas dari produsen hulu dan pelanggan hilir yang kuat, Tiongkok akan mempertahankan posisi utamanya dalam investasi langsung asing di antara investor global, khususnya dari negara maju. (*)