Ekspor kendaraan penumpang listrik murni Shanghai meningkat lebih dari 11 kali lipat dalam 10 bulan pertama tahun ini - Image from google.com
Shanghai, Bolong.id - Mobil listrik berpenumpang terus diproduksi Tiongkok. Bahkan sudah diekspor. Ekspor mobil listrik dari Shanghai meningkat 11 kali lipat dalam 10 bulan terakhir.
Dilansir dari chinanews.com pada (24/11/2021), Statistik yang dirilis Bea Cukai Shanghai, Rabu (24/11/2021) menunjukkan bahwa dalam 10 bulan pertama tahun ini, ekspor kendaraan penumpang, peti kemas, dan kapal peti kemas listrik murni Shanghai melonjak.
Menurut statistik, dalam 10 bulan pertama tahun ini, nilai transaksi impor dan ekspor Shanghai 3,28 triliun yuan (sekitar 6,5 Kuadrilliun rupiah), meningkat 15,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,.
Ekspornya 1,25 triliun yuan (sekitar 2 Kuadrilliun rupiah), meningkat 12,3%; impor adalah 2,03 triliun yuan (sekitar 4 Kuadrilliun rupiah) , Naik 18,1%.
Pada bulan Oktober tahun ini, impor dan ekspor perdagangan luar negeri Shanghai berjumlah 356,91 miliar yuan (sekitar 797 Trilliun rupiah), meningkat 19,1% dari tahun ke tahun, mempertahankan pertumbuhan selama 17 bulan berturut-turut.
Dalam 10 bulan pertama tahun ini, impor dan ekspor Shanghai ke mitra dagang utama mempertahankan pertumbuhan. Impor dan ekspor ke UE adalah 654,2 miliar yuan (sekitar 1,5 Kuadrilliun rupiah), meningkat 18,8%, menyumbang 19,9% dari total impor dan ekspor Shanghai selama periode yang sama; impor dan ekspor ke ASEAN adalah 437,39 miliar yuan (sekitar 975 Trilliun rupiah), meningkat 11,2%.
Impor dan ekspor ke negara-negara dan wilayah di sepanjang "Sabuk dan Jalan" berjumlah 732,94 miliar yuan (sekitar 1,6 Kuadrilliun rupiah), meningkat 16,1%, terhitung 22,3%, meningkat 0,1 poin persentase.
Dalam 10 bulan pertama tahun ini, ekspor kendaraan penumpang, peti kemas, dan kapal peti kemas listrik murni Shanghai melonjak, masing-masing meningkat 1140,7%, 450,7%, dan 367,6%, ekspor baja 25,85 miliar yuan (sekitar 56 Trilliun rupiah), meningkat 51,1%; ekspor produk budaya adalah 23,46 miliar yuan (sekitar 51 Trilliun rupiah), meningkat 62%.
Dari sisi barang impor, pertumbuhan tercepat terjadi pada komoditas curah seperti bijih logam dan kedelai. Selain itu, impor barang konsumsi juga menunjukkan pertumbuhan dua digit. (*)
Advertisement