Lama Baca 3 Menit

Festival Lampion dan Maknanya

25 February 2021, 09:36 WIB

Festival Lampion dan Maknanya-Image-1

Festival Lampion - Image from news.cgtn.com

Beijing, Bolong.id – Usai Imlek, dilanjut Festival Lampion atau yuanxiao jie. Jatuh pada 15 hari setelah Imlek.

Dilansir dari CGTN pada Selasa (23/02/21),   Selama Festival Lampion, rumah-rumah dihiasi dengan lampion warna-warni. Lampion datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, menyerupai binatang, buah-buahan, dan simbol keberuntungan dalam budaya Tiongkok. Biasanya anak-anak memegang lampion yang berukuran kecil.

Ini juga merupakan kebiasaan untuk menuliskan teka-teki di lampion, tradisi yang konon berasal dari Dinasti Song (960–1279). Orang yang menebak jawabannya dengan benar dapat mengambil slip kertas yang berisi teka-teki itu kepada pemilik lampion dan mengambil hadiah kecil.

Festival Lampion juga menampilkan paradedan pertunjukkan yang di adakan oleh komunitas terkait. Selain itu, melepaskan kembang api dan, saat ini, mengadakan pertunjukan drone yang menampilkan tampilan cahaya yang hidup. Cahaya, sebagai tema umum dalam dekorasi Festival Lampion, melambangkan musim dingin yang gelap dan musim semi yang telah lama ditunggu-tunggu.

Festival Lampion dan Maknanya-Image-2

kue bola dari beras ketan - Image from news.cgtn.com

Pada intinya, Festival Lampion berfokus pada kebersamaan keluarga, dengan beberapa generasi menutup perayaan Tahun Baru Imlek bersama. Merupakan kebiasaan bagi keluarga untuk menyiapkan bola beras ketan, yang disebut yuanxiao atau tangyuan, untuk hari istimewa, karena bentuk bulat diyakini melambangkan persatuan keluarga. Bola sering diisi dengan buah, kacang-kacangan, dan pasta biji, sebelum direbus dan disajikan.

Sementara cerita tentang asal-usul Festival Lampion berlimpah, salah satu yang paling terkenal menceritakan bagaimana selama Dinasti Han (202 SM - 220 M), biksu Buddha sering menyalakan lampion di kuil mereka pada hari ke-15 dari hari pertama pada bulan lunar. Akhirnya, kaisar memerintahkan agar semua lampion dinyalakan pada malam itu, sehingga hal tersebut menjadi tradisi masyarakat hingga saat ini. (*)

BACA JUGA