Ilustrasi Panen Nanas Taiwan - Image from AmCham Taiwan
Beijing, Bolong.id - Sejak 2020 bea cukai Tiongkok sering menangguhkan impor nanas dari Taiwan. Itu bisa menjadi ancaman serius bagi produksi pertanian dan keamanan ekologi Tiongkok daratan.
Dikutip dari CCTV, Minggu (14/3/21) karena alasan ini, Bea Cukai Tiongkok Daratan telah memutuskan untuk menangguhkan impor nanas dari Taiwan ke Tiongkok Daratan mulai 1 Maret 2021.
Ma Xiaoguang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan Dewan Negara, mengatakan bahwa ini adalah tindakan pencegahan keamanan hayati yang normal, yang ilmiah dan masuk akal serta sesuai dengan hukum, peraturan, dan standar daratan yang relevan.
Namun, langkah Tiongkok daratan membuat Taiwan cemas. Di satu sisi, Taiwan tidak bisa menerima hal itu. Di sisi lain, Taiwan mengimbau masyarakat untuk mengonsumsi nanas.
Bahkan mereka mengkampanyekan "Makan 18 kilogram nanas per orang per hari". Dan tentara Taiwan tiga kali makan "penuh dengan nanas ".
Dalam upaya sia-sia untuk mengatasi "krisis nanas". Perlu dipahami bahwa pelaksanaan pemeriksaan dan karantina produk pertanian yang diimpor oleh pabean Tiongkok daratan sesuai dengan undang-undang, peraturan, dan standar yang relevan, serta untuk mencegah risiko pandemi tanaman dan melindungi hak dan kepentingan masyarakat.
Lantas, apa sebenarnya alasan embargo nanas Taiwan? Beberapa hari yang lalu, orang-orang Taiwan mengatakan yang sebenarnya dalam satu kata. Menurut laporan dari CCTV pada 14 Maret, Taiwan menggelar serangkaian "lelucon buah" mewah di bawah upaya pejabat dari otoritas Taiwan untuk "membangun momentum."
Taiwan juga menyatakan di platform sosial bahwa “Buah Taiwan akan masuk ke Jepang dan debut di Olimpiade Tokyo.” Pada tanggal 13, Nishimoto Trading Company of Japan mengumuman yang menyatakan bahwa, pisang Taiwan yang akan diekspor ke Jepang ditemukan mengandung bekamin yang melebihi standar sebanyak 6 kali lipat dan harus dikeluarkan dari rak untuk didaur ulang.
Dalam hal ini, seorang netizen Taiwan berkata terus terang: "Jadi orang-orang tidak punya alasannya. Ketika mereka bertemu Jepang, mereka tidak berani bicara, bukan?"
Dapat dikatakan bahwa orang-orang Taiwan menunjukkan alasan sebenarnya mengapa nanas Taiwan ditolak dengan mengatakan "orang tidak punya alasannya". Bukan hanya kebetulan bahwa buah Taiwan ditolak satu per satu.
Jika kita tidak memperhatikan kontrol kualitas buah-buahan dan tidak membantu petani Taiwan menyelesaikan kesulitan praktis mereka, "satu-satunya kasus" yang disebutkan oleh "Dewan Pertanian" Taiwan akan selalu menjadi trik menghibur diri oleh otoritas Taiwan. (*)
Advertisement