Presiden AS Biden dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga - Image from Beijing Daily
Beijing, Bolong.id - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga bertemu di Washington 16 April 2021. Mereka menyatakan, pentingnya perdamaian di Selat Taiwan.
Dilansir dari Beijing Daily 17/04/2021. itu pertama kalinya pemimpin Jepang dan Amerika Serikat menyebut Taiwan dalam pernyataan bersama sejak 1969.
Jepang - AS akan menciptakan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, bertukar pandangan tentang pengaruh Tiongkok terhadap perdamaian dan kemakmuran di kawasan Indo-Pasifik, dan membahas Laut Tiongkok Timur, Laut Tiongkok Selatan, Taiwan, Hong Kong, Prihatin tentang Xinjiang dan masalah lainnya. Apakah Tiongkok punya komentar?
Jubir Kemenlu Tiongkok, Zhao Lijian dalam konferensi pers di Beijing menanggapi pertanyaan wartawan tentang itu.
Jawaban Zhao Lijian: Masalah yang terkait dengan Taiwan, Hong Kong dan Xinjiang adalah urusan dalam negeri Tiongkok. Laut Tiongkok Timur dan Laut Tiongkok Selatan melibatkan kedaulatan teritorial Tiongkok serta hak dan kepentingan maritim.
Masalah ini menyangkut kepentingan fundamental Tiongkok dan tidak boleh diganggu. Kami mengungkapkan ketidakpuasan yang kuat dan penolakan yang tegas terhadap pernyataan relevan yang dibuat oleh para pemimpin Amerika Serikat dan Jepang dalam pernyataan bersama.
Tiongkok akan dengan tegas menjaga kedaulatan nasional, keamanan, dan kepentingan pembangunan.
Pernyataan Amerika Serikat dan Jepang yang disebutkan di atas telah sepenuhnya melampaui cakupan perkembangan normal hubungan bilateral, merugikan kepentingan pihak ketiga, merusak saling pengertian dan kepercayaan antar negara di kawasan, dan merusak perdamaian dan stabilitas di Asia Pacific.
Jelas ini merupakan upaya untuk memecah kawasan Asia-Pasifik dan terlibat dalam "lingkaran kecil" yang ditujukan ke negara lain, tetapi menyebutnya "bebas dan terbuka" adalah ironi yang luar biasa.
Upaya Amerika Serikat dan Jepang seperti itu untuk melawan tren zaman dan bertindak sebagai tanggapan terhadap hati orang-orang di kawasan itu niscaya akan berlanjut dengan tujuan merugikan orang lain dan berakhir dengan merugikan diri mereka sendiri. (*)