Zhao Lijian - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Pada 14 April 2021 Menteri Lingkungan Jepang, Shinjiro Koizumi, saat menghadiri Bloomberg New Energy Finance Summit mendesak Tiongkok mempercepat pengurangan emisi gas rumah kaca. Apa kata Tiongkok?
Dilansir dari People’s Daily pada Kamis (15/4/2021), Juru Bicar Kemenlu Tiongkok, Zhao Lijian menjawab dalam konferensi pers, bahwa, tahun lalu Tiongkok mengumumkan bahwa mereka akan mencapai puncak karbon pada tahun 2030 dan berusaha untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.
Ini adalah keputusan strategis utama yang dibuat oleh Tiongkok berdasarkan persyaratan inheren pembangunan berkelanjutan dan tanggung jawabnya untuk membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.
Dari puncak karbon hingga netralitas karbon, dibutuhkan waktu 50 hingga 60 tahun bagi negara-negara maju, dan Tiongkok akan melakukannya hanya dalam 30 tahun. Ini bukan tugas yang mudah.
Diperlukan perubahan sistemik ekonomi dan sosial yang luas dan mendalam. Tiongkok telah memasukkan puncak karbon dan netralitas karbon ke dalam keseluruhan tata letak konstruksi peradaban ekologi, dan akan memenuhi janji tersebut.
Tiongkok menyarankan agar Jepang harus bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Berbeda dengan Jepang,
Protokol Kyoto tentang perubahan iklim dinamai berdasarkan Kyoto, Jepang, tetapi Jepang menolak untuk menerima periode komitmen kedua dari protokol tersebut dan menolak untuk memberikan kontribusinya pada pengurangan emisi global.
Sebagai negara maju, waktu puncak karbon Jepang jauh lebih awal daripada Tiongkok, tetapi tidak mengumumkan komitmen netralitas karbonnya setelah Tiongkok.
“Berbicara tentang emisi, saya tidak bisa tidak memikirkan keputusan pemerintah Jepang untuk membuang air limbah nuklir dari kecelakaan PLTN Fukushima di lautan, yang sangat menjadi perhatian masyarakat internasional dalam beberapa hari terakhir. Sangat tidak bertanggung jawab.
Jepang sering berbicara tentang tanggung jawab internasionalnya, dan sekarang saatnya untuk merefleksikannya dalam tindakan praktis. Saya mendesak Jepang untuk mengatur urusannya sendiri terlebih dahulu, menanggapi keprihatinan serius masyarakat internasional secepat mungkin, dan menangani masalah air limbah nuklir Fukushima secara bertanggung jawab.
Ini kondusif untuk meningkatkan citra internasional Jepang.” Kata Zhao Lijian. (*)