Lama Baca 3 Menit

Pabrik di Asia Diguncang Kenaikan Biaya Akibat Covid-19 Varian Delta

03 August 2021, 10:02 WIB

Pabrik di Asia Diguncang Kenaikan Biaya Akibat Covid-19 Varian Delta-Image-1

Ilustrasi pabrik di Asia - Image from SeongJoon Cho/Bloomberg


Beijing, Bolong.id - Pabrik-pabrik di Asia mengalami masa sulit sejak Juli 2021, karena kenaikan biaya input dampak gelombang baru infeksi virus Covid-19 varian Delta.

Dilansir dari Reuters pada Senin (2/7/2021), aktivitas manufaktur meningkat di Jepang dan Korea Selatan, meskipun perusahaan terganggu rantai pasokan dan kekurangan bahan baku yang mendorong kenaikan biaya.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) resmi Tiongkok, ukuran utama aktivitas manufaktur, turun tipis menjadi 50,4 pada Juli 2021 karena periode pemeliharaan peralatan dan dampak cuaca ekstrem di beberapa area. Angka di atas 50 menunjukkan ekspansi dalam aktivitas, sementara angka di bawahnya mencerminkan kontraksi.

Aktivitas pabrik di Indonesia, Vietnam dan Malaysia menyusut pada bulan Juli karena naiknya infeksi dan pembatasan COVID-19 yang lebih ketat, menurut survei swasta.

Survei tersebut menyoroti perbedaan yang muncul di seluruh ekonomi global pada laju pemulihan dari ketegangan yang disebabkan oleh pandemi, yang menyebabkan IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan tahun ini untuk negara berkembang di Asia.

Final au Jibun Bank Japan PMI naik menjadi 53,0 di bulan Juli dari 52,4 di bulan sebelumnya, meskipun produsen melihat harga input naik pada laju tercepat sejak 2008.

Jepang juga menghadapi lonjakan kasus varian Delta yang telah memaksa pemerintah untuk memperluas pembatasan keadaan darurat ke wilayah yang lebih luas hingga 31 Agustus, membayangi Olimpiade dan menghancurkan harapan untuk rebound tajam pada pertumbuhan Juli-September.

PMI Korea Selatan berdiri di 53,0 pada bulan Juli. Tetapi sub-indeks pada harga input naik pada rekor tertinggi kedua sebagai tanda ketegangan yang dirasakan perusahaan dari kenaikan biaya bahan baku.
Menggarisbawahi ketegangan pandemi di negara berkembang Asia, PMI Indonesia turun ke 40,1 pada Juli dari 53,5 pada Juni.

Survei PMI Juli menunjukkan bahwa, aktivitas manufaktur juga menyusut di Vietnam dan Malaysia,.

Sementara masih bergulat dengan infeksi, pelonggaran pembatasan membantu aktivitas pabrik India bangkit kembali pada Juli karena permintaan melonjak baik di dalam maupun luar negeri. (*)