Lama Baca 3 Menit

448.000 Penganggur di Taiwan di Juli 2022 dari 11,39 Juta

24 August 2022, 07:30 WIB

448.000 Penganggur di Taiwan di Juli 2022 dari 11,39 Juta-Image-1

Pengangguran di Taiwan Mengalami Peningkatan di Bulan Juli

 

Beijing, Bolong.id - Kantor Akuntansi Umum Taiwan mengumumkan bahwa jumlah pengangguran Taiwan pada Juli 2022 adalah 448.000 orang. Atau 3,78 persen dari jumlah angkatan kerja. Itu naik 6.000 dibanding Juni 2022,

Dilansir dari 中国新闻网 pada (22/08/2022), menurut laporan media massa Taiwan, kenaikan itu akibat Covid-19 pada  April 2022.

Kenaikan terjadi juga akibat para lulusan baru dan mahasiswa studi kerja musim panas memasuki jajaran pencari kerja. 

Diantara pengangguran yang pertama kali mencari pekerjaan naik 8.000, dan jumlah pengangguran berkurang 3.000 karena resign, tidak puas dengan tempat kerja.

Jumlah orang yang dipekerjakan di Taiwan pada bulan Juli 2022 adalah 11,397 juta, meningkat 25.000 dari bulan Juni 2022. 

Pejabat Kantor Akuntansi Umum mengatakan bahwa sebagian dari peningkatan lapangan kerja terutama dari industri jasa, diantaranya, industri akomodasi dan katering meningkat 5.000 orang, industri grosir dan eceran meningkat 1.000 orang, industri hiburan seni dan jasa rekreasi meningkat 2.000 orang, dan industri jasa lainnya meningkat 1.000 orang.

Berbicara tentang pasar tenaga kerja pada bulan Agustus, para pejabat menunjukkan bahwa tingkat pengangguran cenderung meningkat secara musiman dari Juni hingga Agustus setiap tahun karena musim kelulusan. 

Melihat data tahun-tahun sebelumnya, tingkat pengangguran pada Agustus biasanya meningkat 0,05 persen menjadi 0,07 poin persentase dari Juli.

Menurut laporan "Economic Daily" Taiwan, departemen urusan ekonomi otoritas Taiwan mengumumkan pada hari yang sama bahwa nilai pesanan ekspor pada Juli adalah US$54,26 miliar (sekitar Rp804,9 triliun), turun 1,9% dari periode yang sama tahun lalu. 

Pesanan Taiwan dari daratan dan Hong Kong turun 22,6% tahun-ke-tahun, telah menurun tahun-ke-tahun selama empat bulan berturut-turut.

Tekanan inflasi global tinggi, menyebabkan penurunan permintaan pasar dan penyesuaian persediaan yang lebih besar dari perkiraan oleh produsen, serta menghasilkan pesanan ekspor keseluruhan yang lebih rendah dari perkiraan, kata para pejabat. (*)