Lama Baca 6 Menit

Sekilas tentang Menara Air Asia di Qinghai

08 September 2022, 13:05 WIB

Sekilas tentang Menara Air Asia di Qinghai-Image-1

Taman Nasional Sanjiangyuan di provinsi Qinghai - China Daily

Qinghai, Bolong.id - Hutan di Taman Nasional Sanjiangyuan, Provinsi Qinghai, Tiongkok, kini terjaga baik. Tak kurang 20.000 orang penjaga hutan di sana.

Dilansir dari China Daily, Rabu (7/9/22), lokas hutan itui di ketinggian di 4.700 meter dari permukaan laut.

Hutan itu dijuluki “Menara Air Asia”, karena merupakan hulu sungai Yangtze, Kuning dan Lancang. Ini juga merupakan rumah bagi hampir 70 spesies satwa liar di bawah perlindungan Negara, terhitung 26,8 persen dari total spesies yang dilindungi nasional Tiongkok.

Pada satu dekade lalu, karena perubahan iklim dan aktivitas manusia, hutan Sanjiangyuan mengalami degradasi ekologis yang serius. Sebagian danau menghilang dan jumlah satwa liar menurun tajam.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, situasinya membaik, dengan upaya bersama dan tak henti-hentinya dilakukan oleh pemerintah di berbagai tingkat, lembaga, dan pekerja.

Kabupaten Madoi di prefektur otonomi Golog Tibet Qinghai, sebagai hulu Sungai Kuning, hutannya terjaga baik. .

Dari tahun 1960-an hingga 1980-an, industri utama Madoi adalah peternakan.

Saat itu, setiap rumah tangga di kabupaten tersebut memiliki ratusan sapi dan domba, dan pengembangan peternakan mendorong ekonomi lokal.

Pada awal 1980-an, Madoi menjadi salah satu kabupaten terkaya di Tiongkok dalam hal peternakan.

Namun, dari akhir 1980-an hingga awal abad ini, karena berbagai faktor, termasuk perubahan iklim, lahan basah dan danau di Madoi menurun, vegetasi padang rumput terdegradasi, kapasitas konservasi air turun tajam, keanekaragaman hayati terpengaruh, dan pembangunan ekonomi dan sosial lokal terhambat.

Bagian hulu Sungai Kuning di Madoi mengering sebagian antara tahun 2003 dan 2004, memperlihatkan dasar sungai yang tertutup pasir kuning.

Untuk memulihkan lingkungan ekologi, pemerintah kabupaten telah mengambil serangkaian tindakan, termasuk memulai program migrasi ekologis, memberlakukan larangan penggembalaan di daerah tertentu, dan mendorong penggembala lokal untuk berpartisipasi dalam perlindungan ekologi.

Langkah-langkah tersebut terbukti efektif, dengan tren penurunan ekologi lokal yang terbalik.

Madoi adalah contoh bagus dari upaya Tiongkok dalam meningkatkan lingkungan ekologis dan keanekaragaman hayati di wilayah Sanjiangyuan.

Sun Lijun, wakil direktur administrasi Taman Nasional Sanjiangyuan, mengatakan bahwa mulai tahun 2005, Tiongkok meluncurkan proyek ekologi untuk melindungi dan memulihkan lingkungan di Sanjiangyuan, dengan akumulasi investasi lebih dari 22 miliar yuan (sekitar Rp 47,1 triliun).

Pada 2016, Tiongkok mulai menguji coba Taman Nasional Sanjiangyuan. Setiap rumah tangga yang tinggal di dalam taman seluas 190.700 kilometer persegi ditawari pekerjaan sebagai penjaga hutan dengan pendapatan tahunan lebih dari 21.000 yuan (sekitar Rp 44 juta).

Selain upaya tersebut, banyak kabupaten dan kotapraja di Sanjiangyuan mulai mengeksplorasi model pembangunan berkelanjutan lingkungan mereka sendiri berdasarkan karakteristik masing-masing.

Kotapraja Namse di prefektur otonomi Tibet Yushu Qinghai, yang dilalui Sungai Lancang, dikenal sebagai "kota kelahiran macan tutul salju" karena seringnya terlihat spesies kucing besar.

Gan menambahkan bahwa jumlah danau di Madoi, yang dijuluki "kabupaten seribu danau", meningkat dari 4.077 yang tercatat dalam catatan sejarah kabupaten menjadi 5.849 pada 2018, sementara 104 km persegi lahan basah baru ditambahkan pada 2018.

Menurut jumpa pers yang diadakan Rabu di Qinghai, selama dekade terakhir, konservasi air di daerah Sanjiangyuan telah meningkat rata-rata lebih dari 6 persen setiap tahun, sementara cakupan padang rumput telah meningkat lebih dari 11 persen dan produksi rumput meningkat 30 persen.

Di tengah upaya perbaikan habitat satwa liar dan pelestarian ekosistem, populasi satwa dan tumbuhan liar terus meningkat di kawasan Sanjiangyuan.

Karma Yingphel, yang bekerja di stasiun perlindungan di Taman Nasional Sanjiangyuan, telah berpatroli dan melindungi spesies langka dan terancam punah, termasuk antelop Tibet, dan habitatnya di Hoh Xil sejak 2007, bersama rekan-rekannya.

Kerja keras mereka telah membuahkan hasil. Populasi antelop Tibet di Hoh Xil, spesies di bawah perlindungan nasional kelas satu di Tiongkok, telah meningkat dari kurang dari 20.000 pada 1990-an menjadi lebih dari 70.000 pada 2021.

Pusat Konservasi Shanshui, sebuah organisasi konservasi alam, telah memasang hampir 800 kamera inframerah di daerah Sanjiangyuan selama dekade terakhir, mengambil sekitar 100.000 foto macan tutul salju, spesies di bawah perlindungan tingkat nasional tertinggi Tiongkok, menurut Zhao Xiang dari pusat. 

"Sejauh ini, kami telah mengidentifikasi setidaknya 400 individu macan tutul salju di daerah tersebut," kata Zhao, menambahkan bahwa kepadatan distribusi macan tutul salju di Sanjiangyuan lebih tinggi dari rata-rata global, yang menandakan bahwa kawasan ini merupakan habitat macan tutul salju terpenting di Tiongkok dan dunia. (*)

Informasi Seputar Tiongkok