Lama Baca 2 Menit

China di Konferensi Iklim PBB: Problem Iklim Mendesak

12 November 2022, 14:43 WIB

China di Konferensi Iklim PBB: Problem Iklim Mendesak-Image-1
Zhao Yingmin (Belakang), kepala delegasi Tiongkok untuk konferensi iklim PBB dan wakil menteri Kementerian Ekologi dan Lingkungan Tiongkok, berbicara pada acara sampingan bertema "Strategi dan Tindakan Tiongkok untuk Adaptasi Iklim" di Sharm El-Sheikh, Mesir, pada 10 November 2022. Beradaptasi secara aktif terhadap perubahan iklim adalah tugas yang "realistis dan mendesak", kata ketua delegasi Tiongkok pada konferensi iklim PBB pada hari Kamis

Beijing, Bolong.id - Delegasi Tiongkok di Konferensi Iklim PBB di Sharm El Sheikh, Mesir, Zhao Yingmin, menyatakan di konferensi itu, perubahan iklim bumi adalah masalah mendesak,

Dilansir dari Xinhua 10/11/22 Zhao Yingmin menyatakan, mitigasi dan adaptasi merupakan dua solusi utama dalam menghadapi perubahan iklim, yang harus mendapat perhatian yang sama dan tidak boleh diabaikan.

Karena perubahan iklim global telah terjadi, tindakan adaptasi yang efektif dapat mengurangi efek buruk dan risiko yang dihadapi oleh negara dan kawasan sehingga dapat melindungi pembangunan sosial-ekonomi serta keamanan ekologi dan lingkungan, kata Zhao.

Selain mempromosikan adaptasi domestik, Tiongkok juga aktif melakukan kerjasama Selatan-Selatan dengan negara berkembang dalam adaptasi perubahan iklim, katanya.

“Tiongkok telah menyediakan peralatan untuk negara-negara berkembang seperti mikro-satelit, stasiun bergerak meteorologi, dan drone untuk mendukung mereka dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam hal pemantauan bencana alam dan peringatan dini, serta adaptasi iklim,” kata Zhao.

Dia mendesak negara-negara maju untuk memenuhi janji mereka menyediakan 100 miliar dolar AS kepada negara-negara berkembang dalam pembiayaan iklim per tahun, dan menggambar peta jalan untuk menggandakan dana adaptasi.

Mengenai isu kerugian dan kerusakan akibat perubahan iklim, Zhao mengatakan bahwa hal itu menjadi perhatian utama bagi negara-negara berkembang. "Tiongkok juga akan melakukan upaya dan kontribusi positif untuk mempromosikan kemajuan negosiasi tentang kerugian dan kerusakan," katanya. (*)