Lama Baca 6 Menit

Proses Indonesia Jadi Kepresidenan G20

14 November 2022, 13:38 WIB

Proses Indonesia Jadi Kepresidenan G20-Image-1
Djauhari Oratmangun, adalah Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Rakyat Tiongkok. - CGTN

Beijing, Bolong.id - Indonesia negara yang sukses mengendalikan pandemi Corona. Beginilah proses Indonesia terpilih sebagai presidensi G20, sehingga jadi tuan rumah KTT.

Dilansir dari CGTN (13/11/2022) G20, kelompok 20 negara ekonomi global utama dunia, menggabungkan 80 persen PDB global, 75 persen ekspor global, dan 60 persen populasi dunia. 

Selama lebih dari dua dekade, G20 telah berfungsi sebagai forum ekonomi untuk membahas isu-isu kerjasama ekonomi dan keuangan internasional. 

Setiap tahun, satu negara dipilih untuk memimpin forum dan mengatur semua sesi Sherpa Track, Financial Track, dan Summit. 

Pada 1 Desember 2021, Presidensi G20 diserahterimakan dari Italia kepada Indonesia, dan akan berlangsung hingga 30 November 2022. Ini merupakan tonggak bersejarah bagi ekonomi terbesar di Asia Tenggara yang pertama kali menggelar G20.

Pemerintah Indonesia sangat menyadari bahwa kesempatan menjadi Presiden G20 datang dengan tanggung jawab yang besar, bahkan lebih besar mengingat tantangan global yang kita hadapi saat ini. 

Sebagai forum ekonomi multilateral yang strategis, G20 dapat mendorong dan mempercepat pemulihan ekonomi dunia. 

Sehubungan dengan hal tersebut, Indonesia mengedepankan semangat “Pulihkan Bersama, Pulih Lebih Kuat” sebagai tema utama kepresidenan G20. Semangat kebersamaan inilah yang kita butuhkan untuk menciptakan lebih banyak inklusivitas dan kerja sama di antara anggota G20 untuk menemukan solusi terbaik bagi pemulihan global yang berkelanjutan.

Ada tiga prioritas yang akan menjadi fokus Indonesia selama kepresidenan G20. Prioritas pertama adalah arsitektur kesehatan global. Melihat kembali ke tahun 2020 ketika pandemi merebak dan setelahnya, kita tidak bisa tidak mengenali kerentanan arsitektur kesehatan global. 

Pandemi adalah seruan bagi dunia untuk membangun infrastruktur perawatan kesehatan yang tangguh. Saat ini, sekitar 80 persen populasi di negara berpenghasilan tinggi telah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19. 

Meskipun demikian, dari 88 negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia, kurang dari 40 persen populasinya divaksinasi, dan di 36 negara di antaranya, kurang dari 10 persen, per 13 Januari. 

Untuk membantu negara menyediakan sistem kesehatan publik yang lebih kuat dan lebih baik , G20 juga membentuk Joint Health Financial Task Force untuk memperkuat Kesiapsiagaan, Pencegahan, dan Pendanaan Penanganan Pandemi untuk memerangi pandemi COVID-19.

Proses Indonesia Jadi Kepresidenan G20-Image-2
Orang-orang berpartisipasi dalam vaksinasi COVID-19 dosis ketiga di Jakarta, Indonesia, 15 Juli 2022. - CGTN

Prioritas lainnya adalah transformasi digital yang menuntut dunia untuk cepat beradaptasi dengan digitalisasi. Sebagian besar aspek kehidupan manusia telah terdigitalisasi dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Oleh karena itu, Kepresidenan Indonesia akan mengatasi lanskap ekonomi digital yang tidak merata dan mendorong kerja sama antar anggota untuk menciptakan ekosistem ekonomi digital yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Prioritas lain adalah transisi energi. Dunia masih bergumul dengan perubahan iklim, dan Indonesia ingin G20 melakukan transisi ke energi bersih dan hijau. Tetapi energi hijau harus terjangkau dan berkelanjutan untuk membantu negara mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Selain itu, G20 Finance Track Indonesia mengumumkan enam prioritas yang akan dibahas: (I) exit strategy untuk mendukung pemulihan, (II) mengatasi scar effect untuk memastikan pertumbuhan ke depan, (III) sistem pembayaran di era digital, (IV) keuangan berkelanjutan, (V) pengarusutamaan pembiayaan digital, dan (VI) perpajakan internasional.

Sebagai negara tuan rumah, Indonesia telah menyelenggarakan lebih dari 180 pertemuan dan kegiatan yang direncanakan sejak Desember 2021 hingga KTT G20 pada November 2022.

Seiring berjalannya waktu, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa momentum G20 bukanlah tentang Indonesia menjadi tuan rumah acara besar. Selain itu, upaya kita seharusnya tidak hanya berfokus pada perumusan kebijakan, tetapi juga memberikan hasil nyata yang dapat menguntungkan negara-negara berkembang.

Presidensi G20 menempatkan Indonesia sebagai pusat perhatian internasional, terutama di bidang ekonomi dan keuangan. Sebagai satu-satunya anggota G20 di antara negara-negara ASEAN, Indonesia dapat menunjukkan kepada dunia kepemimpinan dan ketahanannya, serta menjadi titik awal pemulihan kepercayaan ekonomi pascapandemi baik di dalam maupun luar negeri.

G20 tidak dapat berhasil tanpa dukungan dari pihak lain. Indonesia akan mengadvokasi kerja sama yang lebih besar dan meningkatkan kepedulian negara-negara berkembang, berpenghasilan rendah dan menengah.

Dalam waktu kurang dari satu minggu, Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 di Bali di saat tantangan global semakin kompleks dari sebelumnya. 

Tapi saya ingin mengulangi di sini apa yang saya katakan kepada rekan Tiongkok saya di Kementerian Luar Negeri, "Semakin tinggi pohonnya, semakin kencang anginnya." Terlepas dari tantangan ini, saya yakin Indonesia dapat menunjukkan kemampuannya untuk menjadi tuan rumah KTT G20 yang sukses dan bermanfaat dalam beberapa hari ke depan.(*)