Lama Baca 4 Menit

Presiden Jokowi: ASEAN Bakal Jadi Sentral Perdamaian

11 May 2023, 15:40 WIB

Presiden Jokowi: ASEAN Bakal Jadi Sentral Perdamaian-Image-1
Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos, Jr, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai, Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Presiden Indonesia Joko Widodo, Perdana Menteri Laos Sonexay Siphandone, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, dan Perdana Menteri Timor Leste Jose Maria de Vasconcelos, yang dikenal sebagai Taur Matan Ruak, berpose saat sesi foto pembukaan KTT ASEAN ke-42 Labuan Bajo, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, pada 10 Mei 2023.

Labuan Bajo, Bolong.id  - KTT ASEAN ke-42 dibuka Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) di Kota Labuan Bajo, Indonesia timur, Rabu (10/5) pagi.

Dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Rabu (10/5) Presiden Joko Widodo dalam sambutan pembukaan mengatakan: 

“Dengan persatuan, ASEAN akan mampu menjadi pemain sentral dalam mewujudkan perdamaian dan pembangunan."

“Ke depan, ASEAN harus memperkuat integrasi ekonominya, memperkuat kerja sama inklusif, termasuk implementasi RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), dan memperkuat arsitektur kesehatan, pangan, dan energi, serta menjaga stabilitas keuangan,” ujarnya.

KTT ini diharapkan menghasilkan peta jalan bagi keanggotaan penuh Timor-Leste. November lalu, ASEAN pada prinsipnya setuju untuk mengakui Timor-Leste sebagai anggota ke-11. 

Perdana Menteri Timor-Leste Taur Matan Ruak hadir di KTT dalam status pengamat dan menyampaikan pidato setelah pidato pembukaan 

Presiden Joko Widodo, menekankan saling pengakuan atas rasa kebersamaan yang kuat dalam pembangunan komunitas ASEAN, dan meninjau upaya besar negaranya menuju ASEAN keanggotaan.

Secara khusus, Ruak berterima kasih kepada kepemimpinan aktif Kamboja tahun lalu, yang menurutnya sangat penting untuk penerimaan negaranya secara prinsip sebagai anggota ke-11 blok itu.

Tahun ini, KTT di bawah keketuaan Indonesia di ASEAN mengangkat tema "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth." Indonesia berharap agar blok tersebut tetap menjadi pusat pertumbuhan regional dan global, dengan fokus pada upaya menjadikan ASEAN sebagai kawasan ekonomi yang tumbuh cepat, inklusif, dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Bank Pembangunan Asia memperkirakan pada awal April bahwa produk domestik bruto Asia yang sedang berkembang akan tumbuh sebesar 4,8 persen tahun ini dan pada tahun 2024, naik dari 4,2 persen pada tahun 2022, mencatat pertumbuhan di kawasan Asia-Pasifik tetap tangguh.

Dalam satu dekade terakhir, rata-rata pertumbuhan tahunan ASEAN mencapai 3,98 persen, di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi global sebesar 2,6 persen, demikian ditunjukkan data ASEAN.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan pada konferensi pers pada bulan April bahwa di antara perjanjian yang akan diratifikasi pada KTT tersebut adalah salah satunya tentang pengembangan ekosistem electric vehicle (EV) di ASEAN.

Pertemuan para menteri keuangan ASEAN dan gubernur bank sentral yang diadakan pada akhir Maret sepakat untuk memperkuat penggunaan mata uang lokal di kawasan dan mengurangi ketergantungan pada mata uang internasional utama dalam upaya memastikan stabilitas keuangan dan menghindari limpahan seperti inflasi tinggi dari global krisis.

ASEAN, didirikan pada tahun 1967, kelompok Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.

Indonesia terakhir kali memimpin ASEAN pada 2011, setelah menjadi tuan rumah KTT pada 1976 dan 2003. Negara kepulauan itu menjadwalkan KTT ke-43 dan KTT Asia Timur akan diselenggarakan pada 6-7 September di ibukota negara Jakarta.

KTT ASEAN diselenggarakan dua kali dalam setahun.(*)