Jakarta, Bolong.id - Kemerdekaan Indonesia dicapai dengan bantuan seluruh masyarakat. Lelaki - perempuan, tua - muda, berjuang untuk Indonesia merdeka. Termasuk keturunan Tionghoa yang tinggal di Indonesia.
Perjuangan melalui berbagai cara. Ada yang di medan perang, di ranah politik, juga mata-mata dan tenaga medis. Berikut salah satu pahlawan keturunan Tionghoa yang ikut berjuang merebut kemerdekaan Republik Indonesia.
Lie Eng Hok
Lie Eng Hok lahir di Balaraja, Tangerang pada tanggal 7 Februari 1893. Ia merupakan seorang keturunan Tionghoa yang aktif berpartisipasi dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dia memulai karirnya sebagai reporter sebuah surat kabar Tiongkok bernama Sin Po pada tahun 1910-an.
Namanya mulai dikenal pada tahun 1926 setelah memimpin pemberontakan di Banten melawan pemerintah kolonial Belanda di Hindia Timur.
Dalam hal ini, massa pribumi bergerak merusak jalan, rel kereta api, instalasi listrik dan semua harta milik penjajah.
Selama pemberontakan ini, Lie Eng Hok diam-diam mengamati gerak-gerik tentara Belanda dan mengirimkan informasi yang didapat kepada para pejuang di lapangan. Dengan begitu serangan pejuang jadi tepat sasaran, menyerang obyek vital Belanda.
Atas perbuatannya itu, ia ditahan Belanda dan diasingkan ke Boven Digoel (Tanah Merah), Papua selama 5 tahun, dari tahun 1927 sampai 1932.
Selama hidup dalam pengasingan, Lie Eng Hok menolak bekerja sama dengan pemerintah Belanda, meski mendapat janji.
Ia lebih memilih hidup miskin dengan membuka bengkel sepatu. Jasa Lie Eng Hok juga telah diakui oleh pemerintah Indonesia.
Pada tahun 1959, dua tahun sebelum kematiannya, petinju ini dinobatkan sebagai pelopor kemerdekaan Indonesia. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Giri Tunggal, Semarang. (*)
Advertisement