Beijing, Bolong.id - Film drama Tiongkok tiga episode, "Escape from the British Museum", viral di media sosial di Tiongkok.
Dilansir dari People Daily (11/09/2023). Dengan menggunakan teknik ekspresi personifikasi, serial fantasi ini menggambarkan sebuah artefak Tiongkok kuno, teko batu giok, yang menjadi hidup dan mengambil wujud seorang wanita muda yang mencoba melarikan diri dari British Museum untuk pulang ke Tiongkok dengan bantuan seorang jurnalis Tiongkok yang ditemuinya di London.
Pada akhir cerita yang klimaks, dia memenuhi misinya untuk mengantarkan surat-surat dari artefak Tiongkok yang terpisah dari pasangannya.
Meskipun dia sudah lama ingin kembali ke rumah, teko giok kembali ke British Museum setelah menyelesaikan misinya, karena dia tidak ingin pulang ke rumahnya dengan cara ini.
"Semua orang mengatakan bahwa kami berasal dari negara yang besar, dan kami orang Tionghoa tidak melakukan sesuatu secara diam-diam.
Mereka percaya suatu hari nanti kami akan pulang dengan cara yang mulia dan bermartabat," jelasnya kepada jurnalis Tiongkok, yang bernama Zhang Yong'an. Nama tersebut berarti perdamaian abadi dalam bahasa Mandarin.
Detail dalam seri video pendek tersebut, seperti karakter China yang ditulis dengan kuas tinta di koran berbahasa Inggris, dan percakapan antara artefak yang dipersonifikasikan, membuat banyak orang terharu.
Hal yang paling menyentuh hati para netizen adalah keinginan para artefak untuk pulang ke rumah. Banyak penonton berkomentar secara online bahwa mereka berharap artefak yang tersebar di seluruh dunia akan kembali ke Tiongkok dengan “mulia dan luar biasa.”
Pada kenyataannya, Tiongkok telah bekerja selama beberapa dekade untuk memulihkan barang antiknya yang hilang dan tersebar di seluruh dunia.
Diperkirakan Tiongkok telah kehilangan sekitar 15 juta artefak, dengan 10 persen di antaranya diselundupkan secara ilegal ke luar negeri. Antara tahun 1949 dan 2019, Tiongkok telah menemukan kembali 150.000 artefak dalam lebih dari 300 kelompok melalui pembelian, donasi, dan klaim.
Dalam beberapa tahun terakhir, lebih banyak artefak Tiongkok yang hilang telah kembali ke rumah, berkat upaya gigih berbagai pihak.
Benda-benda ini termasuk "Zilong" ding, bejana perunggu berkaki tiga dari Dinasti Shang (sekitar 1600 SM - 1046 SM); "Zilong" ding, bejana perunggu berkaki tiga dari Dinasti Shang (sekitar 1600 SM - 1046 SM) 1046 SM); Perunggu Harimau Ying, bejana perunggu yang dijarah dari Yuanmingyuan, atau Istana Musim Panas Lama; Minfanglei, sebuah bejana anggur ritual besar dari Dinasti Shang; dan relief batu yang dilukis dengan gambar para pejuang yang digali dari makam Wang Chuzhi, seorang gubernur militer yang hidup pada masa Dinasti Lima Dinasti (907 M-960 M).
Dengan meningkatnya dukungan publik dan bantuan teknologi untuk pencarian, prospek untuk menemukan kembali harta karun Tiongkok yang hilang semakin membaik.
Pada bulan November 2017, Platform Penerbitan Informasi Peninggalan Budaya yang Dicuri (Hilang) di Tiongkok secara resmi diluncurkan, sehingga meningkatkan peluang untuk membawa pulang artefak-artefak yang hilang.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
