Hangzhou, Bolong.id - Perenang Tiongkok, Xu Jialing, pembawa obor terakhir di upacara pembukaan Asian Para Games Hangzhou 22 Oktober 2023. Penonton terkesima, sebab Xu Jialing cuma punya satu tangan asli. Satunya, tangan buatan.
Dilansir dari ehangzhou.gov.cn (23/10/2023). Xu Jialing dengan terampil menggerakkan tangan buatan untuk memegang obor, dan menyalakan api.
Xu kehilangan lengan kirinya dalam sebuah kecelakaan mobil pada usia lima tahun dan sebelumnya telah menggunakan lengan palsu tradisional, yang digerakan konvensional.
Beberapa waktu lalu, teknologi memberikan "uluran tangan" untuknya. Lengan bionik pintar.
Tangan bionik menggunakan sistem interaksi berbasis teknologi antarmuka otak-mesin, yang memungkinkan pengenalan yang tepat dari gerakan yang diinginkan pengguna.
Itu memberikan kontrol anggota tubuh bagian atas yang diamputasi seperti tangan asli.
Versi 2.0 dari lengan bionik pintar buatan Xu memiliki "kulit" berwarna abu-abu gelap, dengan ruang penerimaan bahan serat karbon.
Dengan berat sekitar 500 gram, lengan ini dapat mengangkat benda seberat 30 kg sekaligus dan menghasilkan gaya cengkeraman 5 kg.
Lengan ini juga memiliki 10 sendi artikulasi dan enam derajat kebebasan, memungkinkan gerakan independen dari kelima jari dan tindakan kolaboratif di antara kelima jari tersebut.
Lengan dapat dengan mudah melakukan berbagai gerakan seperti genggaman lima jari, jepitan dua jari, dan jepitan tiga jari, selain tindakan sehari-hari seperti jabat tangan, menulis, makan, minum, berpakaian, dan berolahraga.
Setelah dikenakan, lengan pintar Xu dapat menangkap sinyal elektromiografi dan saraf yang samar di lengan bawahnya, mengenali gerakan yang diinginkannya.
Terlebih lagi, memakainya atau melepasnya hanya membutuhkan waktu beberapa detik.
Satu kali pengisian daya dapat bertahan lebih dari 10 jam, dan harganya hanya seperlima dari harga kaki palsu pintar yang diimpor secara tradisional.
Selama pawai obor Asian Para Games Hangzhou baru-baru ini, teknologi inovatif seperti lengan bionik pintar, kaki palsu pintar, dan anjing pemandu pintar diintegrasikan ke dalam proses pawai.
Hal ini menyoroti gagasan bahwa "teknologi mengubah kehidupan, mengubah hal yang tidak mungkin menjadi mungkin," dan membawa kenyamanan yang lebih besar bagi kehidupan banyak penyandang disabilitas.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
