Beijing, Bolong.id - Selusin negara menyatakan ingin bekerja sama dengan Tiongkok dalam pembuatan kereta api. Itu kata Ju Guojiang, Presiden China Railway International.
Dilansir dari China Daily (16/11/2023). Ju Guojiang mengaakan:
"Beberapa negara di mana Tiongkok telah membangun proyek-proyek infrastruktur utama telah menyatakan keinginan mereka agar tim Tiongkok tetap dan terus bekerja sama dengan mereka dalam proyek-proyek kereta api baru atau dalam meningkatkan jalur yang ada saat ini,"
Baru-baru ini, beberapa negara di Asia Tenggara dan Asia Tengah bekerja sama dengan Tiongkok membangun kereta api. Itu dalam rangka Belt and Road Initiative.
"Melalui proyek-proyek tersebut, kami dapat berbagi teknologi dan standar perkeretaapian Tiongkok yang canggih dengan dunia," katanya.
"Pengembangan kereta api berkecepatan tinggi Tiongkok berada pada tingkat terdepan di dunia," kata Zhao Xianghong, wakil direktur lembaga penelitian sains, teknologi, dan informasi dari Akademi Ilmu Perkeretaapian Tiongkok.
Sejak kereta api berkecepatan tinggi pertama di Tiongkok mulai beroperasi pada tahun 2008, skala jaringan kereta api berkecepatan tinggi di Tiongkok telah berkembang pesat hingga mencapai 42.000 kilometer, yang mencakup lebih dari 70 persen dari seluruh jalur kereta api berkecepatan tinggi di dunia.
"Keuntungan terbesar dari kereta api Tiongkok yang mendunia adalah bahwa kami memiliki sistem yang komprehensif, yang mencakup semua elemen dan seluruh rantai industri," kata Ju.
"Ini berarti bahwa Tiongkok dapat menawarkan rencana yang komprehensif, termasuk survei, desain dan konstruksi, serta menyediakan semua pasokan dan material. Kami juga dapat menawarkan rencana operasi setelah jalur kereta api dibuka," katanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah proyek kereta api Tiongkok telah beroperasi di luar negeri, seperti Kereta Api Tiongkok-Laos, bagian Beograd-Novi Sad dari Jalur Kereta Api Serbia-Hongaria, dan Kereta Api Berkecepatan Tinggi Jakarta-Bandung.
Para mitra lokal telah memuji proyek-proyek tersebut dan kerja sama mereka dengan Tiongkok.
Dwiyana Slamet Riyadi, presiden PT Kereta Cepat Indonesia-Tiongkok, perusahaan patungan yang mengerjakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung, mengatakan bahwa ia berharap kereta cepat ini dapat membawa gaya hidup baru yang lebih efisien ke Indonesia.
Jalur ini telah mengurangi waktu tempuh antara dua kota di Indonesia menjadi 40 menit dari lebih dari 3 jam.
Marko Jeremic, kepala infrastruktur di Kereta Api Serbia, mengatakan: "Kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan Tiongkok memungkinkan kami untuk menjadi yang terdepan di Balkan barat, memperkenalkan jalur berkecepatan tinggi.
"Dengan cara itu, kami menjadi pemimpin karena tidak ada negara tetangga lainnya - Kroasia, Hungaria dan Bulgaria - yang memiliki jalur berkecepatan lebih dari 160 km per jam," katanya.
Sektor perkeretaapian Tiongkok terus memperkuat kerja sama internasional, menjunjung tinggi prinsip-prinsip yang berstandar tinggi, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi masyarakat, untuk melayani BRI dengan lebih baik dan berbagi pengalaman dengan dunia, demikian menurut Tiongkok State Railway Group.(*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement