
Chengdu, Bolong.ID - Tiongkok sangat maju bidang pertanian. Kebun sayur ditanam di gedung 20 lantai di Kota Chengdu, Provinsi Sichuan. itu pertama di dunia.
Dilansir dari CGTN (03/12/2023). Pertanian vertikal diyakini sebagai masa depan.
Gan Bingcheng, Wakil Kepala Riset pertanian tersebut menjelakan begini:
Peternakan vertikal dibangun di dalam ruangan, dengan rak vertikal besar dan ratusan rangkaian LED.
Tanaman juga sama dengan peternakan. Bisa ditanam di gedung lantai tinggi.
Peningkatan efisiensi
Meskipun pertanian vertikal mengurangi penggunaan lahan, bentuk-bentuk pertanian sebelumnya juga mempunyai tantangan tersendiri, yaitu efisiensi.
Berbeda dengan pertanian horizontal biasa, yang memungkinkan semua tanaman mendapatkan jumlah sinar matahari dan air yang sama, pertanian vertikal, dengan ruang yang sempit, terbukti sedikit lebih bermasalah karena sifatnya yang tegak.
Namun, menurut laporan China Media Group (CMG), tim di Institute of Urban Agriculture (IUA), Chinese Academy of Agricultural Sciences (CAAS) telah memecahkan masalah ini. Pertanian yang berbasis di Chengdu ini menggunakan robot dan dapat menanam serta memanen selada hanya dalam 35 hari, berkat sistem kontrol berbasis AI yang dapat mengatur jumlah cahaya dan pupuk yang diberikan ke tanaman.

Kombinasi cahaya berbeda untuk tanaman berbeda
“Kami dapat menggabungkan jumlah cahaya merah, biru, kuning, ultraviolet dekat, dan inframerah dekat yang berbeda-beda pada berbagai tahap siklus hidup tanaman,” Wang Sen, peneliti di IUA, mengatakan kepada CMG.
“Kami telah membangun database 1.300 kombinasi untuk 72 jenis tanaman.”
Menurut Wang, hasil penelitian awal tim tidak menemukan perbedaan signifikan antara tanaman yang ditanam di laboratorium dan tanaman yang berasal dari pertanian tradisional.
Pertanian dalam ruangan dapat "menghasilkan" sayuran lebih cepat terlepas dari lingkungan sekitarnya, menjadikannya ideal untuk daerah perkotaan, lahan terlantar, dan gurun.
“Kami bisa memanen lebih dari 10 tanaman sayuran setiap tahunnya,” kata Li Zonggeng, asisten peneliti di IUA. “Ini jauh lebih efisien.”
Peternakan ini juga dapat bertindak sebagai akselerator pembiakan, memperpendek waktu berkembang biak tanaman gandum, kapas, dan kedelai setidaknya sebesar 50 persen, kata para peneliti.
Dengan teknologi baru ini, mereka tidak perlu lagi melakukan perjalanan ke daerah tropis seperti Hainan di Tiongkok. Pulau di musim dingin, menghemat lebih banyak sumber daya dalam proses pembiakan.
IUA mengatakan di situs resminya bahwa mereka sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan terdaftar seperti Foshan NationStar Optoelektronik untuk mengkomersialkan pertanian vertikal mereka.(*)

Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
