Lama Baca 4 Menit

Waspada Mutasi Virus Baru Dari AS !

04 March 2021, 07:00 WIB

Waspada Mutasi Virus Baru Dari AS !-Image-1

Ilustrasi Mutasi Virus Corona - Image from SHUTTERSTOCK/PETERSCHREIBER MEDIA

Amerika Serikat, Bolong.id - Seperti yang sudah banyak diketahui, Virus Corona SARS-Cov-2 terus melakukan mutasi. Namun, sejauh ini, kebanyakan mutasi baru virus ini dinilai tidak memberikan dampak yang signifikan. Akan tetapi, kini ada varian mutasi virus corona yang membuat cemas para ahli dan penanggung jawab penanggulangan pandemi.

Jenis mutasi terbaru COVID-19 tersebut adalah varian New York (tipe B 1.526) dan varian California (tipe B.1.429 dan B.1.427) yang muncul di Amerika Serikat (AS). Para ilmuwan khawatir varian ini dapat membuat efektivitas vaksin berkurang. Adapun ditakutkan varian virus ini memiliki penularan yang sangat cepat dan memicu gejala sakit berat seperti yang dijumpai pada mutasi berbahaya virus corona yang ditemukan sebelumnya pada varian Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.

Sebenarnya, varian mutasi corona New York telah ditemukan sejak November 2020 lalu, tidak jauh berbeda dengan saat ditemukannya varian Afrika Selatan (tipe B 1.351). Akan tetapi baru di bulan Februari 2021 tercatat jumlah infeksi yang signifikan, yaitu sebesar 12% dari semua sequencing sampel kasus di New York. Sementara itu, kebenaran terkait apakah mutasi ini lebih menular, lebih berbahaya, maupun dapat menurunkan keampuhan vaksin yang sudah dikembangkan masih belum diketahui hingga saat ini.

Di lain sisi, mutasi California B.1.427 dan B.1.429 yang ditemukan sejak Juli 2020 ini diamati tidak menyebar secepat varian Inggris (tipe B.1.1.7) namun memicu beban virus hingga dua kali lipat dari varian Wuhan. Varian California juga dikatakan dapat mengurangi keampuhan vaksin yang tersedia saat ini. Untungnya, para ilmuwan menilai vaksin yang sudah beredar masih dapat diandalkan dalam memerangi varian yang muncul pada 25% sequencing sampel ini.

Penggunaan Perangkat Lunak Untuk Pelacakan

Penemuan varian baru virus corona bukanlah perkara mudah. Meskipun para ilmuwan telah mengetahui hampir keseluruhan kode genetika SARS-CoV-2, ahli-ahli ini harus melacak hingga 29.903 pasangan basa yang membentuk kode genetika virus tersebut.

Mutasi virus corona baru di AS ditemukan lewat sebuah perangkat lunak bernama VDB (Variant Database) yang dikembangkan oleh tim riset Pamela Bjorkman dari California Institute of Tech­nology di Pasadena. Tim ini memfokuskan penelitiannya pada perubahan protein pada spikes atau duri virus corona. Konsentrasi pada spike ini menjadi wajar mengingat varian Afrika Selatan (B. 1.351) dan Brasil (P.1) juga terlacak mutasinya pada protein spike yang berfungsi mengikat reseptor. Dikatakan pula, antibodi manusia bereaksi paling kuat menyerang domain ini.

Waspada, Namun Jangan Panik

Pakar epidemiologi dari Columbia University, Wafaa El-Sadr, mengatakan pada stasiun televisi Jerman ARD bahwa mutasi ini layak diwaspadai. Pasalnya, El-Sadr menyebutkan, "bisa jadi protein pada duri virus makin efektif menyerang sel. Atau virusnya makin cepat menular. Atau bisa juga antibodi yang terbentuk lewat vaksinasi, tidak lagi ampuh memerangi virusnya”.

Namun, Dave Chokshi, ketua komisi kesehatan AS mengatakan bahwa "tidak ada alasan untuk panik” mengingat semua ini masih berupa spekulasi, paling tidak selama data rinci terkait varian virus mutasi AS ini belum dirilis.

"Apakah varian mutasi itu makin cepat menyebar? Apakah memicu gejala sakit lebih berat? Atau mereduksi keampuhan vaksin yang ada? Sejauh ini kami belum punya bukti yang meyakinkan”, tutur Chokshi. (*)