Lama Baca 4 Menit

Proyek Revitalisasi Pedesaan China Berikan Nafas Baru Bagi Bangunan Terbengkalai

18 June 2021, 07:07 WIB

Proyek Revitalisasi Pedesaan China Berikan Nafas Baru Bagi Bangunan Terbengkalai-Image-1

Ilustrasi salah satu bangunan yang direnovasi - Image from chinadaily.com

Beijing, Bolong.id - Melalui proyek revitalisasi pedesaan yang diluncurkan oleh Sekolah Arsitektur di Universitas Tsinghua pada tahun 2017, para ahli arsitektur telah mengubah bangunan kosong di daerah pedesaan menjadi platform layanan publik untuk membantu mempromosikan revitalisasi pedesaan. Salah satu bangunan kosong bekas gudang kecap ikan di Desa Dongjiao di Pulau Dayushan, Provinsi Fujian, Tiongkok timur pun kini berubah menjadi auditorium multifungsi seluas 200 meter persegi.

Di gedung dua lantai yang terbuat dari batu bata biru dan ubin abu-abu itu kini terdapat ruang kuliah di lantai yang dilengkapi dengan layar proyektor. Sekarang, penduduk desa setempat dapat melihat film di layar lebar sambil menikmati sinar matahari yang bersinar. Mereka pun dapat minum teh, mengadakan pesta, membaca di perpustakaan, menonton film, dan melakukan kuliah online.

Terletak di kota Fuding, Pulau Dayushan termasuk dalam daftar "10 pulau terindah di China" oleh majalah Chinese National Geography pada tahun 2005. Desa Dongjiao yang dulunya terkenal sebagai desa nelayan sendiri telah menarik banyak wisatawan. Tak heran, pariwisata pedesaan dan bisnis homestay pun kian berkembang sehingga permintaan untuk fasilitas yang dibangun secara profesional dan dapat memperkaya kehidupan budaya serta pariwisata pun meningkat.

Pada Februari 2018, tim investigasi dari Tsinghua mengunjungi desa tersebut. "Banyak rumah terlantar yang kami lihat ketika kami memasuki desa, dan kami berpikir tentang apa yang dapat kami lakukan dengan mereka," kenang Cheng Zhengyu, kandidat doktor dan anggota tim.

Setelah berkomunikasi dengan warga, tim pun memilih gudang kecap ikan yang kosong serta mulai mengukur, membuat cetak biru, dan membuat sampel konstruksi. Pada Maret 2019, auditorium dua lantai yang dipenuhi seni akhirnya selesai.

Sebagai pengakuan atas kontribusi mereka terhadap revitalisasi pedesaan, Kota Fuding pun memberikan sertifikat kehormatan kepada lima siswa Tsinghua yang berpartisipasi dalam proyek tersebut. Di antara mereka ada Chin Pey Ting, lulusan Universitas Tsinghua Malaysia yang memimpin desain auditorium. "Saat saya melihat anak-anak bermain dengan balok di auditorium, saya merasakan sebuah pencapaian," kenang Chin, yang sekarang bekerja untuk sebuah firma arsitektur Malaysia.

Sementara itu, Cheng mengatakan tim telah memulai tahap kedua dari proyek renovasi di desa tersebut, yaitu memugar homestay yang ada agar lebih menampilkan karakteristik unik dari desa nelayan. Lebih jauh lagi, tim juga membantu desa merancang logo yang kemudian digunakan untuk souvenir seperti phone case dan kartu pos serta kemasan makanan khas setempat.

Selama tiga tahun terakhir, Universitas Tsinghua telah menandatangani kontrak dengan 14 provinsi dan kota untuk membangun 19 pusat kerja untuk revitalisasi pedesaan. Sampai saat ini, tujuh pusat kerja telah diselesaikan, kata Zhang Hong, asisten profesor dan pemrakarsa proyek revitalisasi pedesaan Universitas Tsinghua ini.

Selain mengadakan kegiatan publik seperti komunikasi, hiburan, dan pelatihan bagi penduduk desa, pusat kerja juga akan digunakan sebagai platform yang menghubungkan penduduk desa dengan universitas dan perusahaan lokal di luar kota. “Kami berharap workstation akan membantu penduduk desa untuk hidup lebih bahagia dan lebih baik,” kata Zhang. (*)


Informasi seputar Tiongkok