Lama Baca 4 Menit

China dan Indonesia Tanggapi Permintaan Polandia Hapus Rusia di G20

22 March 2022, 19:14 WIB

China dan Indonesia Tanggapi Permintaan Polandia Hapus Rusia di G20-Image-1

Perwakilan Polandia - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Beijing, Bolong.id – Negara-negara Barat yang diwakili oleh Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada Rusia di berbagai bidang, salah satunya adalah mengusulkan untuk mengeluarkan Rusia dari G20. Adanya pernyataan ini menimbulkan tanggap dari Indonesia selaku Presiden G20 tahun ini, juga Tiongkok yang merupakan anggota G20.

Dilansir dari 十点解读 pada (21/3/2022), tidak hanya itu, negara-negara lain menggunakan konflik bersenjata Rusia-Ukraina sebagai alasan untuk mengutuk dan mengkritik Rusia, mengandalkan hal tersebut untuk membatasi perkembangan Rusia dan sekaligus menyerang status Rusia di tingkat internasional.

Salah satunya sanksi yang dianjurkan adalah permintaan Polandia untuk menghapus Rusia dari G20. Ini dikatakan oleh Menteri Pengembangan dan Teknologi Polandia Novak Djokovic saat bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Dai Qi pada 14 Maret lalu.

G20 (kelompok duapuluh) adalah kelompok yang terdiri dari 20 negara dengan perekonomian besar di dunia yang ditambah dengan Uni Eropa. Secara resmi G20 dinamakan The Group of Twenty Finance Ministers and Central Bank Governors atau Kelompok Duapuluh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.

G20 pada tahun 2022 akan diadakan pada 30 Oktober 2022 di Bali, Indonesia.

Atas pernyataan dari Polandia untuk menghapus Rusia. Tiongkok dan Indonesia menanggapi pernyataan tersebut.

Sejak berdiri pada tahun 1999, G20 telah memainkan peran yang sangat penting dalam sistem keuangan internasional, dan peran masing-masing negara anggota juga sangat penting.

Sebagai negara adidaya saat ini dengan kekuatan terlengkap, Amerika Serikat masih memiliki status internasional yang tidak bisa diremehkan Tiongkok, sebagai negara adidaya global saat ini Mesin penting pembangunan ekonomi, pengaruhnya juga meningkat.

Sekarang, setelah Polandia menyatakan sikap dan ambisinya terhadap Rusia. Sebagai presiden bergilir G20, Indonesia telah membuat pernyataan yang jelas bahwa G20 adalah mekanisme kerja sama ekonomi multilateral, dengan premis ini, tidak akan memilih untuk memasukkan isu konflik Rusia-Ukraina dalam agendanya.

Sementara Tiongkok menanggapinya pada konferensi pers Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada 15 Maret, juru bicara Zhao Lijian menekankan bahwa G20 adalah forum utama kerja sama ekonomi internasional dan bukan tempat yang cocok untuk membahas masalah politik dan keamanan seperti Ukraina.

Tiongkok mendukung kepresidenan Indonesia dalam mendorong kerjasama G20 di berbagai bidang sesuai dengan agenda yang telah ditetapkan seputar tema “common recovery and strong recovery”.

Tiongkok akan terus berpartisipasi secara mendalam dalam proses persiapan KTT Bali, bekerja dengan pihak-pihak terkait untuk menyukseskan KTT, dan memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan tata kelola ekonomi global dan mempromosikan pemulihan ekonomi pasca pandemi. (*)


Informasi Seputar Tiongkok