Lama Baca 3 Menit

BMW Dukung Tujuan China, Pangkas Emisi Karbon

19 January 2021, 11:37 WIB

BMW Dukung Tujuan China, Pangkas Emisi Karbon-Image-1

Oliver zipse - Image from bmwgroup.com

Berlin, Bolong.id - Pimpinan BMW Group Oliver Zipse mengungkapkan dukungan produsen mobil Jerman itu untuk tujuan de-karbonisasi Tiongkok, dengan mengatakan pertumbuhan ekonomi negara itu disertai dengan komitmen kuat terhadap kelanjutannya.

Zipse membuat pernyataan tersebut saat dia berpidato di forum tahunan Tiongkok EV 100 online pada hari Sabtu (16/1).

“Tiongkok akan mencapai tujuan puncak karbon sebelum 2030 dan netralitas karbon pada 2060. BMW Group mendukung penuh tujuan tersebut,” ujarnya.

Terlepas dari pandemi COVID-19, BMW menjual 777.379 kendaraan tahun lalu di Tiongkok, menandai penjualan tahunan terbaiknya di negara itu sejak kedatangannya pada tahun 1994. Di antaranya, lebih dari 30.000 adalah kendaraan energi baru.

BMW adalah salah satu pembuat mobil internasional pertama yang memproduksi kendaraan energi baru di Tiongkok. Sektor booming diyakini berperan besar dalam mengurangi emisi karbon.

Model listrik pertama pembuat mobil buatan Tiongkok, SUV iX3, diluncurkan dari jalur perakitan di Shenyang, provinsi Liaoning tahun lalu, dengan tujuan untuk dijual secara global.

Tiongkok telah menjadi pasar terbesar di dunia untuk kendaraan energi baru sejak 2015, menurut Asosiasi Produsen Mobil Tiongkok. Dilansir dari China Daily pada Senin (18/1/2021).

Tahun lalu, hampir 1,37 juta mobil listrik dan hibrida plug-in dijual di negara itu, naik 10,9 persen tahun-ke-tahun, terlepas dari pandemi COVID-19.

Zipse mengatakan Tiongkok telah menyaksikan kebangkitan beberapa produsen baterai terkemuka dunia termasuk CATL. Kapasitas terpasangnya mencapai 34 GWh pada tahun 2020, menduduki peringkat pertama di dunia.

"Perkembangan ini menggarisbawahi bahwa keberlanjutan jauh lebih dari sekedar tren jangka pendek. Dalam jangka panjang, hal itu akan mengarah pada solusi yang unggul dalam teknologi dan memastikan kemakmuran yang lama," kata Zipse.

Dia mengatakan sedang bekerja sama dengan pemasok termasuk CATL untuk mengurangi emisi.

Dengan memproduksi baterai menggunakan listrik dari sumber daya terbarukan, mereka menghemat 10 juta ton karbon dioksida hingga 2030, kata Zipse. (*)

[Agi Widjaya/Penerjemah]