Lama Baca 3 Menit

Hindari Kemiskinan, Ribuan Migran Maroko Berenang ke Spanyol

20 May 2021, 07:55 WIB

Hindari Kemiskinan, Ribuan Migran Maroko Berenang ke Spanyol-Image-1

Para migran Moroko tiba di Spanyol - Image from Antonio Sempere/Europa Press

Madrid, Bolong.id - Ribuan penduduk Maroko mencoba mencari peruntungan dan menghindari kemiskinan di negaranya dengan cara berenang menyeberangi laut untuk mencapai wilayah enklave Spanyol, Ceuta dan Melilla.

Mereka berharap bisa mendapat kehidupan lebih baik jika berhasil mencapai wilayah itu, untuk kemudian menyeberang ke daratan Eropa. Akan tetapi, upaya itu bukan tanpa risiko. Seorang imigran dilaporkan tenggelam diduga saat berenang menyeberangi lautan menuju wilayah enklave itu, seperti dilansir AFP, Rabu (19/5).

"Saya tahu ini adalah petualangan dan saya tidak takut dengan kematian. Justru saya takut mati dalam keadaan miskin," kata seorang perempuan Maroko yang ikut menyeberang, Amal (18).

Amal mengatakan dia nekat menerobos penjagaan perbatasan dari desa terdekat bernama Martil, setelah membaca unggahan di Facebook sejawatnya berhasil mencapai wilayah enklave itu dan tidak tertangkap. Akhirnya dia juga tergiur mencoba.

Para imigran yang tidak berani berenang memilih berjalan di kawasan pesisir pantai Fnideq, Maroko, menuju Ceuta.

Akan tetapi, aksi para pendatang dari Maroko itu tepergok oleh penjaga perbatasan Spanyol. Akhirnya sekitar 6.000 imigran, termasuk 2.700 anak-anak, dipulangkan.

Aparat penjaga perbatasan Maroko lantas memergoki aksi para imigran itu dan menghalau mereka dengan menembakkan gas air mata. Namun sebagian berhasil kabur dan melanjutkan perjalanan ke Ceuta.

Sementara itu, sekitar 300 imigran dari wilayah sub-Sahara nekat memanjat pagar pembatas untuk bisa masuk ke wilayah enklave Spanyol di utara Afrika, Melilla.

Menurut aparat keamanan setempat, sebanyak 85 orang pendatang gelap, terdiri dari laki-laki dan perempuan berhasil memanjat pagar pembatas dan masuk ke wilayah itu.

Dua wilayah enklave itu adalah satu-satunya perbatasan darat Uni Eropa di wilayah Afrika. Sebab, Spanyol merupakan anggota blok itu.

Maka dari itu wilayah enklave tersebut menjadi tujuan utama para pendatang gelap dengan harapan bisa mendapat kehidupan layak di Benua Biru.

Pandemi virus corona turut menghambat roda perekonomian Maroko. Tingkat kemiskinan penduduk di negara utara Afrika itu melejit akibat tingginya pengangguran lantaran penutupan perbatasan.

Fnideq yang berbatasan langsung dengan Ceuta adalah wilayah pelabuhan yang tadinya menyedot banyak tenaga kerja, sekaligus rawan penyelundupan.

Selain itu, Maroko yang merupakan bekas negara jajahan Spanyol juga masih dibelit masalah separatis. Pemberontak Front Polisario sampai saat ini masih terlibat pertempuran dengan Maroko dengan tujuan memerdekakan diri dan berdaulat atas wilayah Sahara Barat. (*)

Infromasi Seputar Tiongkok