Lama Baca 3 Menit

Tindakan Keras Pendidikan China Kacaukan Ekonomi

23 June 2021, 07:55 WIB

Tindakan Keras Pendidikan China Kacaukan Ekonomi -Image-1

Pendidikan di China - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Beijing, Bolong.id – Tindakan keras terhadap industri bimbingan belajar di Tiongkok yang bernilai $120 miliar dapat membantu mengatasi persaingan ketat pendidikan, yang mendistorsi pasokan tenaga kerja dan menekan angka kelahiran

Ini adalah produk hasil dari kesenjangan ekonomi yang semakin melebar, dan tindakan Tiongkok ini dapat memperburuknya.

Dilansir dari Zqwdw.com, orang tua di Tiongkok sebenarnya merupakan investor yang baik. Keluarga di distrik Jing'an Shanghai, misalnya, menghabiskan sekitar $80.000 (sekitar Rp1,1 miliar) per anak untuk layanan pendidikan bahkan sebelum mereka SMP, menurut survei lembaga negara tahun 2019. 

Para guru bisa tahu siapa saja siswa terbaik sejak dini. Anak-anak yang mendapat nilai bagus dalam ujian perguruan tinggi “gaokao” dapat membebaskan keluarga mereka, keluar dari kemiskinan.

Tapi persaingan di dunia pendidikan menimbulkan dampak negatif. Untuk menyenangkan hati ibu dan ayah yang kompetitif, sekolah menjadi cepat memaksakan pendidikan lanjutan kepada anak-anak, termasuk kursus setingkat MBA (master bisnis) di sekolah dasar.   Membanjiri anak-anak dengan pekerjaan rumah, dilengkapi dengan sesi les malam hari juga di akhir pekan. 

Hal ini menghambat perkembangan pemikiran kritis anak. Banyak siswa yang lulus dengan sedikit pengalaman kerja, terpaksa siap untuk menyokong orang tua mereka di masa pensiunnya dan melanjutkan siklus hidup tersebut dengan membeli mobil, rumah, dan melahirkan anak-anak mereka sendiri.

Menekan bisnis bimbingan belajar termasuk dengan larangan belajar di akhir pekan, seperti yang dilaporkan Reuters baru-baru ini, merupakan langkah cerdas. Jumlah siswa miskin di sekolah unggulan menyusut, dan provinsi miskin tertinggal dari provinsi kaya.

Orang tua kaya tidak kesulitan membayar pendidikan. Untuk semua orang, kebijakan baru ini mungkin mengurangi biaya membesarkan anak, tetapi dengan mengorbankan penghasilan di masa depan. (*) 

Informasi Seputar Tiongkok