Proses disinfektan wilayah - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Jakarat, Bolong.id – Menteri Kesehatan Indonesia membela penggunaan vaksin Sinovac Tiongkok di Indonesia, menyalahkan lonjakan kasus COVID-19 selama sebulan terakhir pada varian Delta yang lebih menular.
Dilansir dari 163.com pada Jumat (02/07/21), Budi Gunadi Sadikin mengatakan pada hari Jumat bahwa salah menyalahkan vaksin untuk lonjakan karena negara-negara seperti Israel dan Inggris, di mana kebanyakan orang diberi suntikan Pfizer-BioNTech atau AstraZeneca, juga mengalami lonjakan.
“Masalah yang kita hadapi bukan soal perbedaan efikasi antar vaksin, terutama karena varian Delta. Itu melanda setiap negara, jadi tidak ada yang aman,” kata Budi dalam webinar yang diadakan oleh Jakarta Foreign Correspondents Club.
“Ya, jumlah infeksi meningkat secara drastis, tetapi vaksin (Sinovac) mengurangi risiko dari parah menjadi ringan, dan dari ringan menjadi tanpa gejala. Jumlah kematian di gelombang kedua, dibandingkan dengan yang pertama dalam hal persentase, sebenarnya lebih sedikit. ”
Indonesia mencatat rekor tertinggi infeksi harian pada hari Jumat dengan 25.830 kasus, dan rekor kematian terkait virus 539.
Menteri mengatakan bahwa Indonesia tidak hanya mengandalkan Sinovac untuk menginokulasi targetnya dari semua populasi orang dewasa di negara itu sebesar 181,5 juta. Namun, dia mengatakan Sinovac adalah satu-satunya produsen vaksin yang memegang komitmennya untuk memberikan vaksin dengan cepat.
“AstraZeneca gagal memenuhi komitmen mereka untuk mengirimkan 50 juta dosis pada akhir tahun ini karena masalah apa pun yang mereka hadapi, sehingga mereka hanya dapat mengirim 30 juta dosis pada tahun ini, dan sisanya akan dikirimkan tahun depan,” kata Budi.
Negara itu diperkirakan akan menerima empat juta dosis Moderna dari Amerika Serikat akhir pekan ini, serta pengiriman pertama pesanan 50 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech pada Agustus, kata Budi. Vaksin Pfizer-BioNTec akan digunakan untuk menginokulasi anak-anak berusia 12 hingga 17 tahun, bersama Sinovac.
Mulai hari Sabtu, pulau Jawa dan Bali akan ditempatkan di bawah pembatasan aktivitas publik yang ketat selama 18 hari, tindakan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah infeksi harian menjadi di bawah 10.000, kata Budi.
“Puncaknya akan terjadi lima hingga tujuh minggu setelah liburan Idul Fitri, jadi sekitar minggu pertama Juli. Tapi, karena varian Delta, mungkin berbeda karena transmisi Delta jauh, jauh lebih cepat,” katanya. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement