Lama Baca 4 Menit

China Peringatkan Negara Asia, Agar Waspada Terhadap Strategi Barat

11 July 2022, 21:51 WIB


China Peringatkan Negara Asia, Agar Waspada Terhadap Strategi Barat-Image-1

Ilustrasi bndera Tiongkok-ASEAN - Image from www.chinausfocus.com

Jakarta, Bolong.id - Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi memperingatkan pada hari Senin (11/07) dalam pidato kebijakan di Jakarta bahwa negara-negara harus menghindari digunakan sebagai "bidak catur" oleh kekuatan-kekuatan besar di kawasan yang berisiko dibentuk kembali oleh faktor geopolitik.

Dilansir dari yahoo.finance pada Senin (11/07/2022) berbicara kepada sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Wang berbicara melalui penerjemah mengatakan, banyak negara di kawasan tersebut berada di bawah tekanan untuk berpihak.

"Kita harus melindungi wilayah ini dari perhitungan geopolitik, dari digunakan sebagai bidak catur dari persaingan kekuatan besar dan dari paksaan," katanya, menambahkan: "Masa depan wilayah kita harus ada di tangan kita sendiri."

Asia Tenggara telah lama menjadi area gesekan geopolitik antara kekuatan-kekuatan besar karena kepentingan strategisnya, dengan negara-negara di kawasan itu sekarang waspada terjebak di tengah persaingan AS-Tiongkok.

Meningkatkan ketegangan, Tiongkok mengklaim hampir seluruh Laut Tiongkok Selatan sebagai wilayahnya berdasarkan apa yang dikatakannya sebagai peta sejarah, membuatnya bertentangan dengan beberapa negara ASEAN yang mengatakan klaim tersebut tidak sesuai dengan hukum internasional.

Pidato Wang datang hanya beberapa hari setelah ia menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G20 di Bali dan di tengah diplomasi Tiongkok yang intens yang telah membuatnya melakukan serangkaian pemberhentian di seluruh wilayah dalam beberapa pekan terakhir.

Di sela-sela G20, Wang mengadakan pertemuan lima jam dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan keduanya menggambarkan pembicaraan langsung pertama mereka sejak Oktober sebagai "terus terang".

Sebelumnya Wang telah memberi tahu Blinken bahwa kedua belah pihak harus membahas penetapan aturan untuk interaksi positif dan untuk bersama-sama menegakkan regionalisme di Asia-Pasifik.

"Elemen intinya adalah untuk mendukung sentralitas ASEAN, menjunjung tinggi kerangka kerja korporasi regional yang ada, menghormati hak dan kepentingan sah satu sama lain di Asia-Pasifik daripada bertujuan untuk memusuhi atau menahan pihak lain," kata Wang.

Menanggapi pertanyaan tentang Taiwan setelah pidatonya, Wang mengatakan Washington "dengan mendistorsi dan melubangi kebijakan Satu Tiongkok, sedang mencoba memainkan kartu Taiwan untuk mengganggu dan menahan perkembangan Tiongkok."

Ketegangan antara Beijing dan Taipei telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena militer Tiongkok melakukan misi udara berulang-ulang di atas Selat Taiwan, jalur air yang memisahkan pulau itu dari Tiongkok.

Tiongkok menganggap Taiwan sebagai wilayah "suci" dan tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk memastikan penyatuan pada akhirnya.

Washington mengatakan pihaknya tetap berkomitmen pada kebijakan Satu Tiongkok dan tidak mendorong kemerdekaan bagi Taiwan, tetapi Amerika Serikat diharuskan memberi Taiwan sarana untuk mempertahankan diri di bawah Undang-Undang Hubungan Taiwan AS.

"Kedua belah pihak di seberang Selat (Taiwan) akan menikmati pembangunan yang damai. Tetapi ketika prinsip satu-Tiongkok secara sewenang-wenang ditantang atau bahkan disabotase, akan ada awan gelap atau bahkan badai ganas melintasi selat itu," kata Wang.(*)