Lama Baca 3 Menit

Mutasi Kedua COVID-19 Ditemukan di Inggris, Lebih Menular

24 December 2020, 08:30 WIB

Mutasi Kedua COVID-19 Ditemukan di Inggris, Lebih Menular-Image-1

Mutasi Kedua COVID-19 Ditemukan di Inggris, Lebih Menular - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

London, Bolong.id - Strain mutasi COVID-19 lainnya telah ditemukan di Inggris Raya, ketika negara-negara di seluruh dunia meningkatkan upaya untuk mencegah penularan strain virus yang bermutasi sebelumnya dari negara kepulauan itu. 

Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengumumkan hal ini kepada publik pada hari Rabu (23/12/2020), menambahkan bahwa varian baru COVID-19 ini kemungkinan berasal dari Afrika Selatan.

Sementara mutasi pertama diklaim oleh banyak orang sekitar 70 persen lebih menular daripada SARS-CoV-2, Hancock menginformasikan bahwa strain baru yang diidentifikasi pada hari itu bahkan jauh lebih menular daripada mutasi yang pertama, dilansir dari businesstoday.in, Kamis (24/12/2020).

Mirip dengan situasi di Inggris, kemunculan varian baru juga menyebabkan lonjakan infeksi di seluruh Afrika Selatan, dengan banyak ahli memperingatkan tentang kemungkinan gelombang kedua yang jauh lebih besar.

"Berkat kemampuan genom yang mengesankan dari Afrika Selatan, kami telah mendeteksi dua kasus varian baru virus corona di sini, di Inggris," kata Hancock dalam jumpa pers di London. "Keduanya adalah kontak dari kasus yang telah melakukan perjalanan dari Afrika Selatan selama beberapa pekan terakhir," terangnya seperti dikutip dari Reuters.

Saat membuat pengumuman penguncian (lockdown) tingkat 4 di 10 Downing Street, Hancock mengumumkan bahwa "siapa pun yang telah mengunjungi Afrika Selatan selama dua minggu terakhir atau siapa pun yang melakukan kontak dekat dengan siapa pun di Afrika Selatan harus segera dikarantina.” Dia juga mendesak semua pendatang dari Afrika Selatan dalam dua minggu terakhir untuk mengisolasi diri, sembari menginformasikan bahwa Inggris juga akan mengeluarkan larangan perjalanan untuk Afrika Selatan.

"Varian baru ini sangat memprihatinkan karena masih lebih menular dan tampaknya telah bermutasi lebih jauh daripada varian baru yang telah ditemukan di Inggris," tambah Hancock, menyoroti meningkatnya ketidakpastian dalam memastikan penyebaran dua virus mutasi ini.

Seiring dengan Inggris melaporkan 36.804 kasus positif pada hari Rabu (23/12/2020), rekor tertinggi negara itu, para menteri mengadakan pembicaraan di mana keputusan mengenai tindakan penguncian yang ketat sedang dibahas. Sementara itu, analisis mutasi baru dan penyebarannya di Inggris oleh para ahli ilmiah dilanjutkan di Porton Down, laboratorium spesialis negara di barat daya Inggris. (*)