Varian Baru COVID-19 Ditemukan di Inggris, Vaksin Masih Mempan - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Jakarta, Bolong.id - Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan bahwa terdapat varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang teridentifikasi di Inggris. Virus corona jenis baru penyebab COVID-19 ini diyakini dapat menyebar lebih cepat daripada virus corona yang ada sebelumnya. Hal ini juga disebut menjadi pemicu adanya peningkatan kasus COVID-19 yang tajam di negara itu.
Ditemukan lebih dari seribu kasus COVID-19 akibat infeksi dari varian virus jenis baru ini, kata Matt, menambahkan bahwa kasus tersebut tersebar di 60 wilayah otoritas lokal Inggris. Diperkirakan virus varian baru ini serupa dengan mutasi yang ditemukan di sejumlah negara dalam beberapa bulan terakhir, dilansir dari CNN, Rabu (16/12/2020).
"Kami telah mengidentifikasi varian baru dari virus corona yang mungkin penyebarannya lebih cepat di tenggara Inggris," kata Matt, Selasa (15/12/2020).
Menkes Inggris itu juga mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan varian baru virus ini kebal terhadap vaksin COVID-19 yang akan diberikan pada minggu ini di Inggris. Ia mengungkapkan, "Saya harus menekankan bahwa pada momen ini tidak menyebabkan penyakit serius atau gejala klinis baru, tapi sangat tidak mungkin mutasi ini akan gagal menanggapi vaksin, tapi kita tetap harus waspada.”
Para ilmuwan mengatakan varian baru yang ditemukan ini dinamai 'VUI-202012/01'. Pada varian baru ini mencangkup mutasi genetik pada spike protein yang bisa menyebabkan COVID-19 menyebar lebih mudah di antara manusia.
Menanggapi mutasi virus corona ini, Dosen klinis Universitas Exeter, Bharat Pankhania meyakini tidak perlu memperbarui vaksin yang sedang ditelitinya. "Kami yakin tidak perlu memperbarui vaksin kami," ujarnya.
Kepala Petugas Medis Inggris, Chris Whitty mengatakan, strain virus corona baru ini masih diteliti, namun berdasarkan penelitian awal menunjukkan bahwa mutasi ini tidak lebih berbahaya dari virus corona yang sudah ada.
"Mungkin saja akan berpengaruh pada kemanjuran vaksin, tapi itu akan mengejutkan," kata Chris, dikutip Sky News.
Sementara Pakar Keadaan Darurat Badan Kesehatan Dunia (WHO) Mike Ryan mengatakan, mutasi virus corona bukan hal baru. Pihaknya bahkan telah melihat lebih banyak varian virus corona, dan virus tersebut terus berkembang dan berubah seiring waktu.
Mutasi atau perubahan genetik memang terjadi secara alami pada semua virus, termasuk virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 ini. Hal tersebut bisa terjadi saat virus bereplikasi dan bersirkulasi dalam populasi manusia. Dalam kasus virus Corona, mutasi ini terakumulasi pada tingkat sekitar 1-2 mutasi per bulan secara global. (*)
Advertisement