Lama Baca 3 Menit

Negara-negara Kaya Dapat 70% dari Dosis Vaksin COVID-19 Dunia

15 February 2021, 08:44 WIB


Negara-negara Kaya Dapat 70% dari Dosis Vaksin COVID-19 Dunia-Image-1

Vaksin - Image from CGTN

Bolong.id - Beberapa negara berpenghasilan tinggi, mewakili 16 persen dari populasi global, telah mengambil setidaknya 70 persen dari dosis vaksin COVID-19 yang tersedia pada tahun 2021. 

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet pada hari Jumat (12/2), para ilmuwan mengatakan negara-negara kaya telah mendapatkan setidaknya 4,2 miliar dosis vaksin COVID-19, memperingatkan bahwa penimbunan dosis vaksin mereka akan mengakibatkan kekurangan di negara-negara yang lebih miskin dan berpenghasilan menengah untuk tahun-tahun mendatang.

Menurut data pengadaan vaksin COVID-19 yang dilacak oleh Duke Global Health Innovation Center, per 8 Februari, AS telah membeli lebih dari 1,2 miliar dosis untuk memvaksinasi populasinya dua kali, Kanada telah membeli dosis yang cukup untuk memvaksinasi penduduknya sebanyak lima kali, Uni Eropa telah memerintahkan dosis yang cukup untuk memvaksinasi rakyatnya lebih dari dua kali, dan Inggris telah mendapatkan lebih dari tiga kali lipat dari yang dibutuhkan untuk menginokulasi seluruh populasinya. 

"Sementara itu, miliaran orang di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah di seluruh dunia mungkin tidak memiliki akses ke vaksin COVID-19 pada tahun 2021," kata laporan itu, memperingatkan hal itu dapat memperpanjang pandemi dan meningkatkan risiko mutasi virus lebih lanjut.

Dunia sekarang membutuhkan lebih banyak dosis vaksin COVID-19 daripada vaksin lain dalam sejarah untuk menginokulasi cukup banyak orang untuk kekebalan vaksin global, kata laporan itu. Dilansir dari CGTN pada Minggu (14/2/2021).

Namun, kelangkaan pasokan ditambah dengan jumlah besar pesanan di muka yang dibuat oleh negara-negara kaya menciptakan tantangan untuk mencapai akses universal yang tepat waktu, katanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendirikan Fasilitas Akses Global Vaksin COVID-19 (COVAX), mekanisme alokasi global untuk memastikan akses yang setara ke vaksin. Tetapi negara-negara kaya hanya memilih untuk melewatinya dan membuat kesepakatan dengan pengembang vaksin sendiri.

Pandemi COVID-19 tidak mungkin berakhir sampai semua negara dapat mengakses vaksin dan mencapai kekebalan kawanan global, kata laporan itu.

Seperti yang dikatakan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres pada Sidang Umum PBB tahun lalu, "Tak seorang pun dari kita yang aman sampai kita semua aman."

"Kecuali vaksin didistribusikan secara lebih adil, mungkin perlu waktu bertahun-tahun sebelum virus corona dikendalikan di tingkat global," kata Olivier Wouters, penulis utama laporan tersebut.   (*)

Alifa Asnia/penerjemah