Lama Baca 4 Menit

5 Peran Pers Tionghoa Dalam Kemerdekaan RI

17 August 2021, 16:59 WIB

5 Peran Pers Tionghoa Dalam Kemerdekaan RI-Image-1

Koran warga Tionghoa di Indonesia - Image from Twitter

Bolong.id - Dalam mencapai kemerdekaan Indonesia, warga tidak hanya bergerak sendirian, banyak pihak yang turut membantu dalam misi tersebut. Salah satunya adalah pers yang didirikan oleh warga etnis Tionghoa yang bahkan sudah mulai dirasakan menggemborkan kemerdekaan Indonesia sejak 1908.

Apa saja gerakan yang dilakukan oleh pers Tiongkok untuk mendukung kemerdekaan Indonesia? Yuk simak sampai habis.

1. Menyiarkan kegiatan pergerakan nasional Budi Utomo

Sejak berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908, pergerakan nasional pun muncul ke permukaan. Pada umumnya pers Tionghoa menyambut kehadiran organisasi-organisasi tersebut. Pers seperti Pewarta Soerabaia, Sin Po dan Keng Po banyak menyiarkan berita yang berkenaan dengan kegiatan Budi Oetomo. Hadirnya Sarekat Islam dalam gelanggang pergerakan nasional juga mendapat sambutan dari pers Tionghoa.

2. Merincikan peristiwa pemberontakan PKI

Saat terjadi pemberontakan PKI pada 12 November 1926, pers Tionghoa juga mengikuti peristiwa itu secara terperinci. Walaupun pers Tionghoa tidak setuju dengan teror yang ditempuh PKI, mereka tetap bersimpati pada rakyat yang menderita dalam kungkungan kaum kolonialis. Setelah pemberontakan PKI gagal dan menjadi partai di bawah tanah, lahir lah Partai Nasionalis Indonesia (PNI) yang dipimpin langsung oleh tokoh nasionalis Indonesia dengan tujuan memperjuangkan kemerdekaan nasional.

3. Mendukung pendirian PNI

Pers Tionghoa pun mendukung berdirinya PNI. Sin Po, Keng Po, dan Pewarta Soerabaia memuat kabar tentang berdirinya PNI dan bahkan memuat berita lengkap tentang rapat PNI yang diadakan di berbagai kota. Pada Desember 1927, partai-partai politik yang berada di bawah pimpinan kaum nasionalis pun bersatu mendirikan perserikatan di bawah nama Permoefakatan Perhimpoenan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Menghadapi situasi baru ini, pers Tionghoa mampu menyesuaikan diri.

Sin Po, Keng Po, dan koran lainnya telah menyiarkan berita dan pandangan masing-masing tentang organisasi baru itu. Sementara Pers Belanda saat itu menolak memuat laporan mengenai PPPKI. Tatkala PNI mengadakan kongres pertama di Surabaya yang dibuka mulai 28 Mei 1928, surat -surat kabar Tionghoa membuat laporan khusus mengenai peristiwa itu. Lalu ketika para pemuda Indonesia mengadakan Kongres ke-II di Batavia, pers Tionghoa juga memberi sambutan hangat.

4. Memuat teks lengkap lagu Indonesia Raya pertama

Sin Po malah merupakan koran pertama yang memuat teks lengkap lagu "Indonesia Raja" gubahan R. Soepratman. Mingguan Sin Po juga memuat foto Ir. Sukarno. Pergerakan para tokoh nasional membuat suasana politik dalam negeri makin tegang. Pemerintah kolonial menggunakan tangan besi terhadap pergerakan nasional. Banyak pemimpin pergerakan yang dikejar kejar bahkan dipenjarakan.

5. Dukung pergerakan dan mengkritisi kolonial Belanda

Pers Tionghoa pun selalu memuat berita yang mendukung pergerakan dan mengkritisi pemerintah kolonial Belanda. Tahun 1929 ketika Sukarno dan beberapa rekannya ditangkap pemerintah kolonial, pers Tionghoa memuat berita tentang kejadian itu. 

Saat Sukarno diadili di depan pengadilan kolonial di Bandung, pers Tionghoa memuat berita itu secara khusus dan lengkap. Pada umumnya less Tionghoa berpihak pada para pemimpin nasionalis dan mencaci maki pers Belanda yang dituduh hanya semata-mata menjadi alat pemerintah kolonial.

Setelah lahirnya Republik Indonesia, tepatnya setelah adanya Undang-undang Kearganegaraan, maka riwayat pers Tionghoa pun berakhir. Karena dengan adanya UU itu hampir semua warga keturunan Tionghoa peranakan telah menjadi warga negara Indonesia. (*)

Informasi Seputar Tiongkok