Lama Baca 4 Menit

Wakil Menlu China: Laporan Asal Usul COVID-19 yang Dibuat AS Tidak Ada Dasar Ilmiah

31 August 2021, 17:30 WIB

Wakil Menlu China: Laporan Asal Usul COVID-19 yang Dibuat AS Tidak Ada Dasar Ilmiah-Image-1

Ma Zhouxu saat Konferensi Pers - Image from FMPRC

Bolong.id - Baru-baru ini Amerika Serikat (AS) menyusun laporan yang disebut tentang asal-usul COVID-19. Wakil Menteri Luar Negeri Tiongkok Ma Zhaoxu mengatakan bahwa laporan ini tidak ada dasar ilmiah dan kredibilitasnya dan hanya dibuat untuk tujuan politik.

Dalam hal ini AS juga telah menuduh dan kembali menyerang Tiongkok. Ma Zhaoxu mengatakan pihak Tiongkok menyatakan sangat keberatan dengan hal ini. Ma Zhouxu mengatakan bahwa penelusuran asal-usul COVID-19 adalah masalah sains yang kompleks. Ini harus dan hanya dapat dilakukan oleh para ilmuwan di seluruh dunia melalui penelitian bersama.

Namun, AS mengabaikan sains dan fakta. Malah terobsesi dengan manipulasi politik dan penelusuran asal-usul oleh komunitas intelijen. Tanpa memberikan bukti apa pun, AS telah mengarang cerita demi cerita untuk mencemarkan nama baik Tiongkok.

Tujuannya adalah menggunakan penelusuran asal untuk mengalihkan kesalahan ke Tiongkok dan menyebarkan virus politik. penyebaran komunitas intelijen dalam penelusuran asal-usul COVID-19 itu sendiri merupakan bukti kuat dari politisasi masalah.

Lalu bagaimana dengan China?

Bertindak berdasarkan prinsip-prinsip sains, keterbukaan dan transparansi, Tiongkok telah dua kali mengundang pakar WHO ke Tiongkok untuk penelitian penelusuran asal-usul. Awal tahun ini, tim studi gabungan WHO-Tiongkok yang terdiri dari pakar internasional dan Tiongkok terkemuka melakukan penelitian selama 28 hari di Tiongkok dan merilis Laporan bersama yang berisi otoritatif, profesional dan kesimpulan berbasis sains.

Ini adalah dasar yang baik untuk kerja sama internasional dalam penelusuran asal. Tiongkok telah mendukung upaya penelusuran asal-usul berbasis sains, dan akan terus terlibat secara aktif. Karena itu, Tiongkok dengan tegas menentang upaya mempolitisasi masalah ini.

AS tidak transparan masalah asal-usul COVID-19


Ma Zhouxu mengatakab bawa AS tidak bertanggung jawab, dan kooperatif dalam masalah ini. Sebab AS menolak keraguan komunitas internasional terhadap biolab Fort Detrick mencoba untuk menutupi kebenaran kepada dunia.

Upaya AS untuk mempolitisasi penelusuran asal COVID-19 tidak mendapat dukungan dan mendapat tentangan luas dari masyarakat internasional. Justru lebih dari 80 negara telah menulis surat kepada Direktur Jenderal WHO, yang menyuarakan keberatan mereka terhadap upaya politisasi dan panggilan agar Laporan Gabungan oleh tim studi bersama WHO-Tiongkok dapat ditegakkan.

Selain itu juga ada lebih dari 300 partai politik, organisasi sosial, dan think tank dari lebih dari 100 negara dan wilayah telah mengajukan pernyataan bersama kepada Sekretariat WHO untuk menentang politisasi penelusuran asal COVID-19 dan lebih dari 25 juta netizen Tiongkok telah menandatangani surat terbuka yang meminta penyelidikan ke markas Fort Detrick untuk keadilan.

Seperti kata pepatah Tiongkok, alasan yang adil menarik banyak dukungan, sementara yang tidak adil hanya mendapat sedikit dukungan. Ma dan pihaknya sekali lagi memeperingati pihak AS bahwa mempolitisasi penelusuran asal COVID-19 tidak akan menghasilkan apa-apa. 

Tiongkok mendesak AS untuk segera berhenti melakukan apa pun yang meracuni atmosfer untuk kerja sama internasional tentang penelusuran asal-usul atau meruntuhkan solidaritas global melawan pandemi, dan kembali ke jalur yang benar penelusuran asal dan kerja sama berbasis sains dalam menghadapi pandemi. (*)

Informasi Seputar Tiongkok