Lama Baca 3 Menit

10 Kota Paling Nyaman Huni di China

25 July 2022, 12:38 WIB

10 Kota Paling Nyaman Huni di China-Image-1

Beijing, Bolong.id – Dilansir dari Radii.co, pekan lalu, platform gaya hidup Tiongkok Xiaohongshu menerbitkan hasil riset minat kaum muda Tiongkok tentang tempat tinggal.

Kota Changsha, yang terkenal dengan pemandangan bawah tanahnya, berada di urutan atas.

Kunming, yang identik dengan cuaca sejuk sepanjang tahun, di nomor dua. Tempat ketiga Chengdu, yang makanannya enak-enak.

Berjudul 'Laporan Wawasan tentang Pilihan Anak Muda tentang Kota untuk Dihidupi', penelitian ini didasarkan pada kombinasi data yang dihasilkan oleh mesin pencari Xiaohongshu dan kuesioner dengan lebih dari 2.000 responden.

Beberapa faktor yang sering disebutkan untuk memilih kota Tiongkok untuk ditinggali termasuk biaya yang terjangkau, kemudahan transportasi, kesempatan untuk menjalin pertemanan yang sepemikiran, dan dinamika budaya.

Sejak tahun 2022, kata kunci 'kota yang layak huni' telah mengalami lonjakan pencarian di Xiaohongshu, karena sejumlah netizen telah meminta rekomendasi tentang kota-kota yang layak huni. Tingginya volume posting semacam itu bahkan telah menghasilkan 'template pencarian kota yang layak huni,' yang sering dimulai dengan judul "Menunggu Kota yang..." diikuti oleh fitur-fitur ideal dalam poin-poin.

Sebuah posting teratas di Xiaohongshu mencantumkan harga perumahan yang wajar, transportasi umum yang cukup, dan makanan ringan yang beragam, antara lain, di bawah faktor-faktor untuk memilih kota.

Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa sebagian besar responden telah mempermainkan gagasan untuk pindah ke kota lain. Menariknya, 70% dari mereka yang lahir di tahun 2000-an mengandalkan saran dari sesama netizen. Sebaliknya, mereka yang lahir di tahun 1980-an dan 1990-an lebih suka mengalami tempat untuk diri mereka sendiri sebelum memutuskan.

“Ketika memilih kota [untuk ditinggali], generasi muda memiliki lebih banyak kebebasan, [dan] berorientasi pada diri sendiri dan proaktif,” kata laporan itu.

Laporan tersebut telah menafsirkan hal di atas melalui lensa post-materialisme, atau pergeseran prioritas dari materialisme ke otonomi, ekspresi diri, dan aktualisasi diri. (*)