Lama Baca 4 Menit

Kisah Tokoh Tionghoa di Balik Berdirinya ITB

22 January 2022, 08:20 WIB

Kisah Tokoh Tionghoa di Balik Berdirinya ITB-Image-1

Institut Teknologi Bandung (ITB) - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Bolong.id – Sejarah berdirinya Institut Teknologi Bandung (ITB), mencatat ada sosok Tionghoa yang berjasa. Dia seorang aktivis sosial yang juga pengusaha bernama Phoa Keng He (潘景赫).

Pada usaha pembangunan salah satu perguruan tinggi negeri kenamaan di Indonesia tersebut, Phoa Keng Hek juga tidak sendiri. Dia bersama dengan dua rekannya yang sama-sama etnis Tionghoa.

Tokoh Tionghoa di Balik Pendirian ITB

Dikutip dari Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia naungan Kementerian Sosial, Phoa Keng Hek punya kiprah sangat panjang dalam dunia pendidikan di Indonesia.

Dirinya adalah pelopor pendidikan modern pertama di Indonesia, yang mendirikan Tiong How Hwee Koan (THHK) pada 1901. Sekolah THHK juga berkembang menjadi 130 cabang.

Phoa Keng Hek pun berjasa pada berdirinya ITB karena dia mengumpulkan uang sebesar 500 ribu gulden bersama dua rekannya H. H. kan dan Nio Hoey Oen. Uang itu digunakan untuk menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan demi berdirinya cikal bakal ITB.

Dikatakan dalam buku Tokoh-tokoh Etnis Tionghoa di Indonesia karya Sam Setyautama, Phoa Keng Hek lahir di Bogor pada 1857. Dia adalah anak Phoa Tjong Tjay, seorang Luitenant kaya di Jatinegara, Batavia.

Keng Hek memiliki pabrik beras dan pabrik teh di Parung, Bogor. Selain itu, ia berdagang hasil bumi melanjutkan usaha ayahnya.

Salah satu tokoh berjasa dalam berdirinya ITB ini pernah menempuh pendidikan di Hokkian School dan sekolah misi Coalsma di Cianjur, Jawa Barat. Dia pun kemudian melanjutkan studi di ELS.

Sejarah ITB

Institut Teknologi Bandung sendiri berawal dari pendidikan tinggi teknik di Indonesia, yakni de Technische Hoogeschool te Bandung (TH). Pemerintah Hindia Belanda mendirikannya pada 03 Juli 1920 di atas lahan seluas 20 hektar di Bandung, demikian dikutip dari situs resmi ITB.

Tujuan dari perguruan tersebut adalah memenuhi tenaga di bidang teknik yang kala itu jumlahnya makin menyusut akibat Perang Dunia I.

Ketika pertama kali dibuka pada 1920-1921, dari 28 orang mahasiswa, hanya dua di antaranya yang merupakan orang Indonesia. Kemudian, pada Dies yang ke-6 tanggal 03 Juli 1926, ada 19 orang yang lulus dengan empat di antara mereka adalah orang Indonesia. Satu dari keempat itu adalah Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.

Pada era pendudukan Jepang tahun 1944-1945, TH berubah nama menjadi Bandung Kogyo Daigaku (BKD). Namun, diubah lagi namanya menjadi Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung pasca kemerdekaan.

Perguruan tinggi itu pun kemudian pindah ke Yogyakarta pada tahun 1946 dan disebut sebagai STT Bandung di Jogja. Selanjutnya, sekolah ini menjadi Universitas Gadjah Mada (UGM).

Saat NICA meletakkan kekuasaannya di Indonesia, terjadi perubahan nama kembali menjadi Universiteit van Indonesie pada 21 Juni 1946. Di dalamnya juga dibentuk Faculteit van Technische Wetenschap dan Faculteit van Exacte Wetenschap.

Beberapa tahun kemudian, 1950-1959, keduanya menjadi bagian dari Universitas Indonesia untuk Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam.

Barulah pada 02 Maret 1959, pemerintah Indonesia meresmikan berdirinya ITB. (*) 


Informasi Seputar Tiongkok