Lama Baca 4 Menit

China: Taiwan Khawatir Krisis Ukraina Merembet ke Negaranya

25 February 2022, 15:15 WIB

China: Taiwan Khawatir Krisis Ukraina Merembet ke
Negaranya-Image-1

bendera Taiwan - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.

Beijing, Bolong.id – Taiwan "bukan Ukraina" dan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari Tiongkok, kata Beijing menanggapi pernyataan Presiden Tsai Ing-wen yang menyerukan masyarakat Taiwan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kegiatan militer asing.

Dilansir dari 外交部网站 pada Rabu (23/02/22), komentar Ing-wen itu muncul setelah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menyebut adanya ancaman bagi Taiwan dalam pernyataan tentang konsekuensi dunia jika negara-negara Barat gagal memenuhi janji mereka untuk mendukung kemerdekaan Ukraina.

Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri pada konferensi pers reguler Kementerian Luar Negeri beberapa waktu lalu, seorang reporter dari Phoenix TV yaitu juru bicara pemimpin wilayah Taiwan dan kepala departemen luar negeri Taiwan membandingkan masalah Ukraina dengan pertanyaan Taiwan. Menyatakan harapan bahwa komunitas internasional akan terus memberikan Taiwan senjata sehingga daratan Tiongkok tidak berani "menyerang" Taiwan dengan paksa. Beberapa orang juga mengatakan bahwa kita seharusnya tidak menjadikan Ukraina hari ini sebagai Taiwan besok. 

Hua Chunying selaku juru bicara Tiongkok menjawab, tidaklah bijaksana bagi orang-orang tertentu dari otoritas Taiwan untuk memanfaatkan dan mengeksploitasi masalah Ukraina untuk keuntungan mereka.

Taiwan pasti bukan Ukraina. Taiwan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari wilayah Tiongkok. Ini adalah fakta sejarah dan hukum yang tak terbantahkan. Prinsip satu Tiongkok adalah norma yang diakui secara universal yang mengatur hubungan internasional. Perdamaian wilayah Taiwan bergantung pada pengembangan damai hubungan lintas-selat, daripada menjilat pasukan asing untuk penjualan senjata dan dukungan militer. Kemerdekaan Taiwan hanya mengarah ke jalan buntu. Tidak seorang pun akan memiliki ilusi atau membuat kesalahan perhitungan tentang masalah ini. 

Tiongkok, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, telah meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri selama dua tahun terakhir.

Namun Taiwan melaporkan tidak ada manuver yang tidak biasa baru-baru ini oleh pasukan Tiongkok karena ketegangan atas Ukraina telah meningkat.

Berbicara di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying menolak adanya hubungan antara masalah Ukraina dan Taiwan.

"Taiwan bukan Ukraina," katanya. "Taiwan selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari Tiongkok. Ini adalah fakta hukum dan sejarah yang tak terbantahkan."

Masalah Taiwan adalah salah satu yang tersisa dari perang saudara, tetapi integritas Tiongkok seharusnya tidak pernah dikompromikan, kata Hua.

Pemerintah Republik Tiongkok melarikan diri ke Taiwan pada 1949 setelah kalah perang saudara dari Komunis, yang mendirikan Republik Rakyat Tiongkok.

Pemerintah Taiwan sangat menentang klaim teritorial Tiongkok. Tsai mengatakan Taiwan adalah negara merdeka bernama Republik Tiongkok, yang tetap menjadi nama resmi Taiwan.

Semua unit keamanan dan militer "harus meningkatkan pengawasan dan peringatan dini tentang perkembangan militer di sekitar Selat Taiwan," kata Tsai dalam pertemuan kelompok kerja tentang krisis Ukraina yang dibentuk oleh Dewan Keamanan Nasional.

Taiwan dan Ukraina pada dasarnya berbeda dalam hal geostrategi, geografi, dan rantai pasokan internasional, katanya.

"Tetapi dalam menghadapi pasukan asing yang berniat untuk memanipulasi situasi di Ukraina dan mempengaruhi moral masyarakat Taiwan, semua unit pemerintah harus memperkuat pencegahan perang kognitif yang diluncurkan oleh pasukan asing dan kolaborator lokal," kata Tsai.

Pernyataan itu tidak menyebut nama Tiongkok, tetapi negara itu adalah ancaman militer paling signifikan bagi Taiwan. (*) 


Informasi Seputar Tiongkok